Memang, kerusakannya parah. Menurut penuturannya, para petani kini harus bersabar menunggu tanahnya pulih. Butuh waktu sekitar satu setengah bulan sebelum lahan yang becek dan rusak itu bisa ditanami kembali. Artinya, untuk sementara, tidak ada pemasukan yang mengalir ke keluarga-keluarga tersebut.
Di sisi lain, bantuan tahap pertama ini setidaknya menjadi penopang sementara.
“Ini bantuan awal. Meski tak seberapa, kami berharap bisa membantu warga memenuhi kebutuhan sehari-hari agar bisa bertahan lebih baik,” ujar Ir. Agus Rusli, MM, Sekretaris Jenderal ARM HA-IPB.
Agus, yang terus memantau langsung operasi tanggap darurat di Sumatera, menyebut bahwa timnya sedang menyusun rencana untuk tahap berikutnya. Mereka masih mempelajari dengan cermat kondisi di lapangan.
Banjir November lalu memang meninggalkan bekas yang dalam. Tidak hanya di Siabu, tapi juga di daerah lain seperti Batahan, Natal, dan Muara Batang Gadis. Semuanya terdampak cukup serius. Pemulihannya, tentu saja, butuh waktu dan uluran tangan lebih banyak lagi.
Artikel Terkait
Gugatan Warga: Ketika Rakyat Menagih Janji Konstitusi untuk Lingkungan
Mandi Jumat: Antara Wajib dan Sunnah, Bagaimana Imam Syafii Memahaminya?
Putin Tegaskan Ambisi di Donbas Usai Pembicaraan dengan Utusan AS Mandek
Buruh Ancam Mogok Nasional, Desak Prabowo Bersihkan Kabinet dari Koruptor