Dalam rapat kabinet di Gedung Putih, Selasa lalu, Presiden Donald Trump mengeluarkan ancaman keras. Ia menyatakan siap menyerang negara mana pun yang berani memperdagangkan narkoba ke Amerika Serikat. Ancaman itu disampaikannya langsung di depan para wartawan.
"Siapa pun yang melakukan hal itu dan menjualnya ke negara kita akan menjadi sasaran serangan," tegas Trump.
Pernyataan itu muncul saat ia tengah membahas persoalan perdagangan kokain dari Kolombia. Namun begitu, ancaman Trump ternyata tidak hanya sebatas kata-kata. AS diketahui telah meluncurkan operasi militer di perairan Karibia dan Pasifik, menyasar kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba. Operasi itu dikabarkan telah menewaskan puluhan orang, setelah mereka terkena tembakan rudal dari pasukan AS.
Tak berhenti di situ, kehadiran militer AS di kawasan Karibia juga diperkuat. Hal ini terjadi seiring memanasnya ketegangan dengan Venezuela. Trump sendiri dengan blak-blakan menuding Presiden Venezuela, Nicolás Maduro, sebagai dalang di balik pengiriman narkoba dari Amerika Selatan. Bahkan, belakangan ini muncul indikasi bahwa Trump membuka opsi untuk intervensi militer darat ke Venezuela.
Nada serupa juga ditujukan ke Kolombia. Trump secara terbuka menuduh pemerintah negara tersebut memproduksi narkoba. "Saya dengar Kolombia membuat kokain, mereka punya pabrik kokain dan mereka menjual kokain ke kami," ucapnya tanpa tedeng aling-aling.
Artikel Terkait
Gaji Petugas Sapu Asal China di Morowali Tembus Rp18 Juta, Pekerja Lokal Meradang
Kompensasi Rp1,7 Miliar untuk Keluarga Korban Kebakaran Apartemen Pekerja Migran di Hong Kong
Menteri Lingkungan Hidup Buka Suara: 43 Ribu Hektar Hutan Sumatera Lenyap Picu Banjir Bandang
Satelit Tangkap Lanskap Hancur Usai Banjir Bandang Melumat Sumatera