WALHI Sumut Soroti Tujuh Perusahaan di Balik Bencana Tapanuli
MEDAN – Banjir bandang dan tanah longsor yang mengguyur kawasan Tapanuli sejak Selasa lalu bukan sekadar musibah biasa. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatera Utara secara tegas menuding tujuh perusahaan sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas bencana ekologis ini. Kawasan terdampak paling parah? Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah, meski setidaknya delapan kabupaten dan kota ikut merasakan dampaknya.
Keadaannya sungguh memilukan. Puluhan ribu orang harus meninggalkan rumah mereka. Ribuan bangunan tempat tinggal rusak, belum lagi lahan pertanian seluas ribuan hektare yang hancur lebur. Data terbaru menyebutkan 51 desa di 42 kecamatan porak-poranda. Infrastruktur dasar, sekolah, sampai rumah ibadah semua ikut menjadi korban.
Menurut analisis WALHI, pusat kerusakan berada di Ekosistem Harapan Tapanuli atau Batang Toru. Kawasan hutan tropis ini selama puluhan tahun berfungsi sebagai penyangga hidrologis utama di Sumut. Sekitar dua pertiganya ada di Tapanuli Utara, selebihnya terbagi di Tapanuli Selatan dan Tengah.
Direktur Eksekutif WALHI Sumut, Rianda Purba, tak ragu menyebut nama-nama perusahaan itu.
“Kami mengindikasikan tujuh perusahaan sebagai pemicu kerusakan karena aktivitas eksploitatif yang membuka tutupan hutan Batang Toru,” ujarnya di Medan, Rabu (26/11/2025).
Berikut daftar perusahaan yang dimaksud:
- PT Agincourt Resources – pengelola tambang emas Martabe.
- PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) – pembangun PLTA Batang Toru.
- PT Pahae Julu Micro-Hydro Power – proyek PLTMH Pahae Julu.
- PT SOL Geothermal Indonesia – proyek panas bumi di Taput.
- PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL) – lewat unit PKR-nya di Tapanuli Selatan.
- PT Sago Nauli Plantation – perkebunan sawit di Tapanuli Tengah.
- PTPN III Batang Toru Estate – perkebunan sawit lain di Tapanuli Selatan.
Yang mengkhawatirkan, operasi mereka berlangsung di atau dekat habitat kritis satwa langka. Orangutan Tapanuli, harimau Sumatera, dan tapir hidup di tengah tekanan itu.
Artikel Terkait
Bencana Sumatera: 3,3 Juta Jiwa Terjebak dalam Banjir dan Longsor
Prabowo Buka Suara: Penebangan Liar Diduga Perparah Banjir Sumatera
Dua Pria Diamankan, Ratusan Amunisi dan Revolver Ilegal Diamankan di Bekasi
Generasi Skip: Ketika Paragraf Panjang Menjadi Beban di Kelas