Jika terpilih nanti, visinya jelas: konsolidasi struktur partai dari level terbawah, penguatan jaringan di seluruh kabupaten dan kota, serta mendorong kader di legislatif dan eksekutif untuk lebih aktif. Dia juga berjanji akan mengawal kebijakan pemerintah hingga ke tingkat daerah.
Walaupun basisnya di Mitra, kepeduliannya meluas. Dia menyoroti masalah fasilitas dasar, seperti listrik 24 jam, yang masih minim di daerah kepulauan seperti Sitaro, Talaud, dan Sangihe. Ke depan, strategi jangka panjang untuk Pilkada akan dia siapkan. Apalagi peluang untuk merebut kembali daerah yang pernah dipimpin kader Golkar terbuka lebar.
Belajar dari Kekurangan
Di usianya yang ke-49, Tonny punya segudang pengalaman. Pada 2009 silam, dia pernah mencatatkan nama sebagai Ketua DPRD termuda se-Indonesia saat berusia 32 tahun. Sosoknya dikenal telaten dan ringan tangan. Bagi banyak orang, ini mungkin strategi politik. Tapi bagi Tonny, ini murni pengalaman hidup.
“Saya membantu karena saya pernah merasakan kekurangan,” katanya lugas.
Dia menggarisbawahi komitmennya bersama CEP untuk menjaga persatuan. “Bersatu saja belum tentu menang, apalagi kalau terpecah. Kuncinya solid,” ujarnya. Mereka berjanji, siapapun yang menang nanti, tidak akan menyingkirkan kader yang lain.
Di akhir pembicaraan, Tonny menekankan bahwa langkahnya ini bukan sekadar ambisi. Ini lebih pada panggilan untuk memperkuat Golkar dan, yang paling penting, memberi manfaat nyata bagi masyarakat Sulut.
“Saya berharap Musda nanti berjalan damai, solid, dan membawa Golkar semakin kuat di bumi Nyiur Melambai,” harapnya menutup percakapan.
Artikel Terkait
Sirine Bahaya Berkumandang di Bantaran Code dan Winongo Usai Hujan Deras
Aktivis Sorot Tiga Menteri di Balik Banjir Bandang dan Ribuan Kayu Gelondongan
Mami Sabu 2 Ton Tiba di Indonesia, Diborgol Kabel Ties Setelah Diekstradisi dari Kamboja
Video Udara Kalsel Bikin Merinding: Hutan Gundul, Bekas Tambang Menganga