"Banjir di Sumatra adalah akibat langsung dari deforestasi masif dan ekspansi industri skala besar yang tidak terkendali," ungkap pernyataan mereka.
Bagi WALHI, solusinya jelas: moratorium pembukaan hutan alam di seluruh Sumatra, restorasi ekosistem gambut yang rusak, pengawasan ketat pada perusahaan, serta transparansi tata ruang dan akses informasi bagi masyarakat.
Sementara itu, Greenpeace Indonesia menyoroti fakta yang lebih mengkhawatirkan. Beberapa provinsi di Sumatra memiliki laju kehilangan hutan tertinggi di Asia Tenggara.
"Sumatera telah kehilangan lebih dari 50% hutannya sejak 1985. Tanpa pemulihan ekosistem, banjir akan menjadi bencana tahunan," kata perwakilan mereka.
Greenpeace mendorong pengembalian fungsi ekologis hutan lewat restorasi besar-besaran, menghentikan praktik tebang habis oleh industri, serta meningkatkan pemantauan satelit untuk mengawasi illegal logging.
Kalau kita tilik dari sudut pandang agama, Islam sendiri punya ajaran yang sangat kuat tentang menjaga bumi atau hifz al-bi’ah. Pertama-tama, Al-Qur'an secara tegas melarang membuat kerusakan di muka bumi.
وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا
"Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya." (QS. Al-A’raf: 56). Kerusakan hutan dan banjir akibat ulah manusia ini bisa dilihat sebagai bentuk nyata dari fasad fil ardh.
Ada juga ayat lain yang relevan, "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut akibat ulah tangan manusia, agar Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, supaya mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS Ar Ruum: 41).
Manusia ditugaskan sebagai khalifah, pemakmur bumi, bukan perusaknya. "Dia menciptakan kalian dari bumi dan memakmurkan kalian di dalamnya." (QS. Hud: 61).
Para ulama juga menegaskan hal ini. Syekh Yusuf Al-Qaradawi menyatakan menjaga lingkungan adalah kewajiban agama. Syekh Wahbah Az-Zuhayli pun melarang menebang pohon tanpa alasan yang dibenarkan, karena itu merusak keseimbangan.
Bahkan, Rasulullah Saw pernah bersabda, "Jika Kiamat terjadi sementara di tangan salah seorang dari kalian ada bibit tanaman, maka tanamlah." (HR. Ahmad). Pesannya jelas: jaga dan rawat, sampai detik terakhir.
Nuim Hidayat, Direktur Forum Studi Sosial Politik.
Artikel Terkait
Paus Leo XIV Desak Pengakuan Kemerdekaan Palestina dalam Lawatan Timur Tengah
Tito Karnavian: Kepala Daerah yang Tak Punya Insting Bisnis, Undang Saja Pengusaha
Ridwan Kamil Diperiksa KPK, Mobil Mewah dan Aliran Dana Iklan BJB Jadi Sorotan
Di Tengah Duka Bencana, Gubernur Sumbar Batalkan Pesta Pernikahan Anak