Memang, hujan sudah turun hampir seharian penuh. Tapi siapa sangka debit air bisa naik secepat itu? Titin menggambarkan, dalam semalam saja situasi berubah total.
“Satu malam, pagi langsung dalam. Seolah-olah dia mata air,” jelasnya.
“Sampai 4 meteranlah ketinggiannya. Kita kira air enggak langsung tinggi, sekali udah naik, air langsung ngerendem spring bed.”
Di sisi lain, dampak bencana ini ternyata jauh lebih luas. Korban jiwa dari longsor dan banjir di beberapa provinsi terus bertambah, menciptakan duka yang mendalam. Data terakhir dari BNPB per Minggu (30/11) malam mencatat angka yang memilukan: 442 orang meninggal dunia.
Rinciannya cukup mencengangkan. Di Sumatera Utara, 217 orang dinyatakan tewas dengan 209 lainnya masih hilang. Sumatera Barat mencatat 129 korban jiwa dan 118 orang belum ditemukan. Sementara di Aceh, 96 orang tewas dan 75 orang dinyatakan hilang.
Angka-angka itu bukan sekadar statistik. Di baliknya, ada cerita-cerita seperti cerita Titin, yang harus memulai lagi dari nol.
Artikel Terkait
Relawan Tempuh Perjalanan Lima Jam ke Riau Demi BBM untuk Korban Bencana Tapsel
Arab Saudi Gelontorkan Rp204 Miliar untuk Pusat Bahasa Arab di Banda Aceh
Di Tengah Banjir dan Longsor, Pemilik Minimarket di Sibolga Bikin Warganet Terharu
Presiden Prabowo Blusukan ke Pengungsian Padang Pariaman, Tegaskan Bantuan Tak Boleh Tersendat