Keadaan di Kabupaten Aceh Tengah benar-benar memprihatinkan. Bencana hidrometeorologi yang melanda sejak 26 November lalu telah mengubah segalanya. Banjir luapan, banjir bandang, dan tanah longsor datang bertubi-tubi, menciptakan situasi yang jauh di luar kendali pemerintah setempat.
Beredarlah sebuah surat di media sosial tepatnya di akun Instagram @infobandaaceh yang konon berasal dari Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga. Surat bernomor 360/565/BPBD/2025 itu berisi pengakuan terbuka: Pemkab Aceh Tengah tak lagi sanggup menangani darurat bencana ini sendirian. Mereka butuh bantuan, dan butuh sekarang.
“Mengingat kondisi dampak bencana ini, kami selaku Bupati Aceh Tengah menyatakan ketidakmampuan dalam melaksanakan upaya penanganan darurat bencana sebagaimana mestinya,”
Begitulah bunyi surat yang ditandatangani Haili pada 27 November 2025 itu. Meski keasliannya belum dikonfirmasi secara resmi, isinya sejalan dengan situasi yang kian memburuk di lapangan.
Data terbaru yang dirilis BPBD setempat sungguh memilukan. Korban jiwa sudah mencapai 21 orang. Yang hilang masih 24 orang. Sementara itu, lebih dari 54 ribu jiwa terpaksa mengungsi. Bayangkan 54.199 manusia yang kehilangan tempat tinggal, terputus dari keluarga, dan hidup dalam ketidakpastian.
“Prioritas pertama kami adalah mencari 24 saudara kita yang hilang dan memastikan semua pengungsi mendapatkan kebutuhan dasar,”
Begitu penegasan Haili Yoga dalam siaran langsung Minggu (30/11) lalu. Namun upaya itu tak mudah. Sebanyak 59 ruas jalan rusak parah, membuat distribusi bantuan berjalan sangat lambat. Bahan bakar minyak langka, dan harus diprioritaskan untuk evakuasi serta pengiriman logistik paling mendesak.
Artikel Terkait
Paus Leo XIV Tegaskan: Kemerdekaan Palestina Satu-Satunya Jalan Damai
JK Soroti Pentingnya Aksi Nyata Ketimbang Perdebatan Status Bencana
Krisis Penglihatan Anak Indonesia: 165 Juta Jiwa Bergulat dengan Dunia Buram
Darurat Kelaparan di Sumatera: Antara Hak Bertahan Hidup dan Batasan Syariat