Megawati sendiri miris melihat hukum sekarang banyak dipermainkan oleh kekuasaan yang dapat dijalankan semau-maunya.
"No, no and no, saya selalu bilang kalau ngomong tiga kali, kenapa karena nomer kita tiga," ujar Megawati mengingatkan para kadernya.
"Pemilu bukan alat politik untuk melenggangkan kekuasaan dengan berbagai cara, di dalam pemilu pemilihan umum ada moral dan etika yang harus dijunjung tinggi," tegasnya.
"Loh saya pernah jadi presiden setelah pemilu gak ribut tuh, saya ya sudah, kekuasaan itu gak langgeng lo yang langgeng yang di atas," ucapnya.
Apalagi Megawati mengingatkan bahwa kekuasaan akan berhenti apa pun jabatannya.
Baca Juga: Kondisi Hewan Korban Perdagangan Ilegal Terinfeksi Cacing Jantung, Apa Gejalanya ?
"Pencermatan saya bahwa pemilu akhir-akhir ini sudah bergeser, ada kegelisahan rakyat akibat intimidasi. Namun saya bersyukur ada kekuatan nurani yang bicara, saya ikut merasakan bagaimana bagaimana pergerakan masyarakat sipil, para mahasiswa dengan kemurnian idealismenya," ujar Megawati berapi-api.
Ia mencontohkan ada seorang Ibu bernama Sinta di Jawa Timur dan seorang Ketua RT di Jawa Tengah yang berani menyampaikan sikap atas pilihan capres di wilayah lingkungan perumahannya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: hukamanews.com
Artikel Terkait
Tim Roy Suryo Tolak Wacana Damai Jimly, Desak Polri Usut Tuntas Dugaan Ijazah Palsu
Mesin Enigma Nazi Laku Rp 9 Miliar, Rekor Dunia Terkerek Lagi
Maut di Balik Kemulusan Tol Cipali: Ketika Jalan Lengang Justru Mematikan
Prabowo Puji Desain Jembatan Kabanaran, Minta Anak Sekolah Tak Lagi Dipaksa Menyambut