"Kami berusaha mati-matian menyelamatkannya. Parang dan alat apa saja kami gunakan untuk memukul dan membacok ular itu agar melepaskan lilitannya. Rasanya lama sekali," kenang La Tadi, salah seorang saksi mata, pada Senin (24/11/2025).
Sayangnya, usaha heroik puluhan warga itu tak cukup. Setelah ular itu akhirnya melepaskan mangsanya, nyawa La Dusu sudah tak bisa diselamatkan. Lilitan yang terlalu kuat dan lama diduga menjadi penyebab utamanya.
Namun begitu, perjuangan warga belum usai. Mereka kemudian menghadapi tantangan lain: mengevakuasi jasad korban. Medan yang harus dilalui sangat terjal dan ekstrem. Dengan menggunakan batang bambu dan kain sarung, puluhan warga secara bergantian memikul jasad La Dusu.
Perjalanan yang melelahkan itu memakan waktu hampir satu jam. Suasana haru pun pecah ketika jasad akhirnya tiba di rumah duka. Tangisan histeris keluarga menyambut kedatangan La Dusu yang sudah tak bernyawa.
Di sisi lain, peristiwa memilukan ini seakan menjadi pengulangan sejarah yang kelam. Ini adalah kali kedua dalam kurun waktu singkat seorang warga Buton Selatan tewas akibat serangan ular piton raksasa. Sebelumnya, pada Juli 2025, seorang warga dilaporkan tewas dengan cara yang bahkan lebih mengerikan: ditelan utuh oleh ular tersebut.
Artikel Terkait
Syuriah PBNU Beri Ultimatum, Gus Yahya Didesak Lengser dari Ketum
Said Didu Soroti Kasus Ira Puspadewi: Rekayasa Hukum Lebih Kejam dari Tom Lembong
Ketiak Bebas Bau, Ternyata Kuncinya Bukan Cuma Mandi
Nadirsyah Hosen Usul Penyederhanaan Struktur NU untuk Atasi Dualisme