Mimpi Kiper Muda Berujung Jerat Scam di Bumi Kamboja

- Senin, 24 November 2025 | 07:25 WIB
Mimpi Kiper Muda Berujung Jerat Scam di Bumi Kamboja

Kisah Pilu Rizki, dari Lapangan Bola ke Pusaran Scam di Kamboja

Minggu, 23 November 2025

[Foto: Rizki Nur Fadhilah saat tiba di Bandung]

Tangis haru pecah di Mapolresta Bandung, Minggu (23/11/2025). Rizki Nur Fadhilah (18), kiper muda yang baru saja dipulangkan dari Kamboja, akhirnya bisa memeluk erat keluarganya setelah berbulan-bulan terpisah. Hanya satu kata yang bisa dia ucapkan: "Senang."

Perjalanan panjang remaja asal Dayeuhkolot ini berawal dari mimpi indah bermain bola yang berubah menjadi mimpi buruk di negeri orang.

Rizki, jebolan Diklat Persib Bandung, menjadi sorotan setelah kisahnya viral sebagai korban dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Di Kamboja, dia dipaksa bekerja sebagai scammer penipu yang memanfaatkan platform percintaan untuk mengelabui korbannya.

Menurut Iptu Opi Taufik, Kasi Humas Polresta Bandung, proses pemulangan Rizki melibatkan koordinasi yang cukup rumit. "Kami bersama BP3MI berangkat ke Jakarta pada Sabtu (22/11) untuk menyambutnya di Bandara Soekarno Hatta," jelasnya kepada awak media.

Rizki didampingi tim Kemenlu dan KBRI Kamboja. Begitu tiba di Bandung, dia langsung menjalani pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan mendalam oleh penyidik terkait kasus ini.

"Setelah diserahkan kepada keluarga, Rizki akan dititipkan sementara ke Dinas Sosial Kabupaten Bandung untuk mendapatkan perlindungan dan pendampingan yang diperlukan," tambah Opi.

Mimpi Bola yang Ternyata Palsu

Semua berawal dari tawaran yang menggiurkan. Sebuah grup Facebook menawarkan kontrak bermain sepak bola di Medan selama satu tahun. Bagi Rizki yang bercita-cita menjadi pesepakbola profesional, ini seperti mimpi yang jadi kenyataan.

Tapi kenyataannya? Sangat pahit.

Alih-alih dibawa ke Medan, Rizki justru dibawa ke Jakarta, lalu Malaysia, dan akhirnya sampai di Kamboja. Ayahnya, Dedi Solehudin (42), masih ingat betul bagaimana putranya sempat diiming-imingi hadiah iPhone selama perjalanan.

"Anak saya bilang ada kontrak main bola di Medan selama satu tahun. Lalu dijemput pakai travel, terus dibawa ke Jakarta. Tapi di Jakarta, bukannya ke Medan, malah ke Malaysia. Dari Malaysia langsung terbang ke Kamboja," kenang Dedi.

Tiga hari setelah keberangkatannya pada 26 Oktober 2025, Rizki baru bisa menghubungi ayahnya. Kabar yang dia sampaikan membuat hati Dedi hancur.

"Anak kasih kabar lewat chat: 'Pah, Aa dijebak'. Saya tanya 'dijebak gimana?' Dia jawab 'Aa dijebak'," ujar Dedi menirukan percakapan dengan putranya.

Derita di Bawah Ancaman


Halaman:

Komentar