Kehidupan Rizki di Kamboja jauh dari kata manusiawi. Setiap hari dia dipaksa memenuhi target sebagai penipu online. Jika gagal, hukuman menanti.
Penyiksaan yang dia alami cukup berat mulai dari push up berulang-ulang hingga yang paling melelahkan: memanggul galon air dari lantai 1 sampai lantai 10, bolak-balik.
"Aa tiap hari disiksa, kalau enggak dapat target, dipush up sama manggul galon dari lantai 1 sampai lantai 10," curhat Rizki kepada ayahnya.
Dampak penyiksaan itu terlihat jelas. Tubuhnya yang dulu atletis kini kurus. Rambutnya dipangkas habis. Wajahnya menunjukkan kelelahan yang dalam.
Namun di balik kisah pilu ini, muncul versi lain dari pihak berwenang.
Versi Lain dari Pihak Berwenang
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan, punya pandangan berbeda. Menurutnya, Rizki bukan korban TPPO.
"Rizki saat ini sudah ada di Kedutaan Indonesia di Kamboja dan dalam kondisi sehat. Kami melakukan asesmen dan mendapatkan hasil bahwa dia bukan korban TPPO," tegas Hendra.
Informasi ini didapatkan dari KBRI. Hendra menyatakan bahwa Rizki sadar betul akan pekerjaannya sebagai scammer di Kamboja. Dia berbohong kepada orangtuanya tentang seleksi di PSMS Medan.
"Sadar betul bahwa Rizki ini, dia menjadi scammer, nanti di sana jadi scammer," ujar Hendra.
Namun begitu, kehidupan yang keras dan penuh tuntutan membuat Rizki tidak betah. Dia pun membuat video meminta pulang yang kemudian viral di media sosial.
Bupati Bandung Dadang Supriatna juga menyampaikan hal serupa.
"Kami mendapat informasi yang akurat bahwa kondisi Fadhil berada di Kamboja dan bukan dikategorikan TPPO. Tetapi ini betul-betul keinginan pribadinya," kata Dadang.
Meski demikian, Pemkab Bandung tetap akan mengawal kepulangan Rizki. Mereka telah mengirim surat resmi kepada Gubernur Jawa Barat dan menyampaikan kasus ini kepada Komisi IX DPR RI.
Dadang mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati. "Jangan mudah tergiur tawaran bekerja di luar negeri atau ajakan-ajakan yang tidak memiliki kejelasan," pesannya.
Sementara itu, di Mapolresta Bandung, Rizki masih terlihat lemas namun lega. Perjalanan panjangnya mungkin belum selesai masih ada proses pemulihan dan pendampingan yang harus dijalani. Tapi setidaknya, dia sudah kembali ke rumah, ke pelukan keluarga yang sangat merindukannya.
Artikel Terkait
Kisah Umar bin Khattab: Ketika Kecerdasan Bertemu Iman
Rupiah Dipangkas Tiga Nol: Antara Efisiensi dan Ujian Kepercayaan Publik
Semarang Siap Gelar Ajang Bergengsi CSRINDONESIA AWARDS 2025, Wujudkan Strategi Keberlanjutan Perusahaan
Ikan Kembung dan Layang Kandaskan Salmon dalam Perang Protein