Setelah banjir besar melanda, gelondongan kayu berserakan di aliran sungai. Itulah pemandangan yang memicu aksi tegas Kementerian Lingkungan Hidup. Menteri Hanif Faisol Nurofiq mengumumkan rencana memanggil delapan perusahaan yang beroperasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru, Sumatera Utara. Tujuannya jelas: melacak asal-usul kayu-kayu itu.
Pengumuman ini disampaikan Hanif di Jakarta, usai menghadiri acara Anugerah Proklim. Menurutnya, timnya telah mengidentifikasi kedelapan perusahaan itu. Mereka bergerak di berbagai sektor, mulai dari perkebunan kelapa sawit hingga tambang emas, dan berlokasi di wilayah yang terdampak banjir.
"Ada delapan yang berdasarkan analisis citra satelit kami berkontribusi memperparah hujan ini," ujar Hanif.
Ia melanjutkan, "Jadi, kami sedang mendalami dan saya sudah minta di Deputi Gakkum untuk melakukan langkah-langkah cepat dan terukur."
Teknologi memegang peran kunci dalam penyelidikan ini. Dengan citra satelit, kata Hanif, pihaknya bisa merekonstruksi kejadian di lokasi bencana saat hujan deras mengguyur. Analisis itu yang mendasari panggilan terhadap para perusahaan.
Artikel Terkait
Logistik Menipis, 21 Ribu Pengungsi Aceh Singkil Terancam Kelaparan
Pasca Banjir Bandang, Tenda Darurat dan Bantuan Pendidikan Dikerahkan untuk Ribuan Sekolah
Tragedi Apartemen Hong Kong: 9 WNI Tewas, 35 Masih Hilang Kontak
Aceh Tamiang Terjepit: Bantuan Hanya Sampai di Dua Kecamatan