Kontroversi Ijazah Presiden: Sebuah Analisis yang Sulit Dibantah
Gelombang kontroversi seputar ijazah Presiden Joko Widodo kembali mencuat. Kali ini, sorotan datang dari Dr. Rismon Hasiholan Sianipar, seorang ahli digital forensik yang juga mantan dosen. Dengan nada sangat tegas, ia menyatakan ijazah presiden itu palsu. Bahkan, lewat analisis ilmiah yang dilakukannya, Rismon berani mengklaim kepalsuan itu "100 miliar persen".
Pernyataan Rismon ini tentu saja menimbulkan berbagai reaksi. Namun begitu, ada satu hal yang membuat analisisnya sulit diabaikan: dukungan dari seorang pakar di bidangnya.
Dr. Ing. H. Ridho Rahmadi, S.Kom., M.Sc., seorang pakar kecerdasan buatan ternama, menyatakan bahwa analisis yang dilakukan Rismon sangat sulit bahkan mustahil untuk dibantah. Pernyataan ini datang dari seseorang dengan kredensial akademik yang sangat solid.
Profil Singkat Dr. Ridho Rahmadi
Perjalanan akademik Ridho cukup mengesankan. Ia memulai pendidikan S1-nya di program Komputer Universitas Islam Indonesia (UII). Tidak berhenti di sana, ia melanjutkan S2 dan berhasil menyelesaikan program Master di dua universitas sekaligus: Universitas Johannes Kepler Linz (2012) dan Universitas Teknik Ceko, dengan fokus pada kecerdasan buatan.
Artikel Terkait
Sumsel Siaga Banjir, BPBD Desak Daerah Tetapkan Status Darurat
Razia Narkoba di Banyuasin Berakhir Ricuh, Ibu-ibu Berguling-guling dan Bedug Dibunyikan
COP30 Perkenalkan Inisiatif Baru: Aksi Iklim Kini Jadi Kewajiban Moral Umat Manusia
Rem Blong Truk Tronton Picu Kecelakaan Beruntun, 2 Tewas di Tol Semarang