Gelar doktor ia raih di Universitas Radboud, Nijmegen, Belanda, pada tahun 2019. Riset doktoralnya berjudul "Finding Stable Causal Structures from Clinical Data" di bidang Data Science & Machine Learning. Setelah menyelesaikan studi di Belanda, karir akademiknya berlanjut sebagai peneliti tamu di Universitas Carnegie Mellon, Amerika Serikat.
Dengan latar belakang seperti itu, wajar jika pendapat Ridho soal analisis Rismon mendapat perhatian serius. Ia bukan sekadar ikut berkomentar, tapi memberikan penilaian berdasarkan kompetensi keilmuannya.
Di media sosial X, Ridho bahkan mengunggah video penjelasan yang secara khusus membahas mengapa analisis Rismon mustahil dibantah. Video tersebut dengan cepat menyebar dan memicu diskusi hangat di berbagai kalangan.
👇👇
"Ini Mengapa Rismon Mustahil Dibantah"
Ridho Rahmadi (@RidhoRahmadi85) November 21, 2025
Persoalannya sekarang, dengan dukungan dari pakar sekaliber Ridho Rahmadi, analisis Rismon semakin mendapat tempat dalam diskusi publik. Meski demikian, tentu saja masih perlu dilihat bagaimana perkembangan lebih lanjut dari kontroversi yang satu ini.
Yang jelas, klaim "100 miliar persen" dari Rismon yang didukung oleh pakar AI telah menambah dimensi baru dalam perdebatan yang sudah berlangsung cukup lama ini.
Artikel Terkait
Begal Sadis Serang Warga di Flyover Kampung Melayu, Motor PCX Raib
China Gebuk Protes ke PBB, Jepang Dikecam Soal Komentar Intervensi Militer di Taiwan
Prabowo dan PM Inggris Sepakati Kemitraan Maritim Senilai Rp 87 Triliun
5 Rekomendasi Drakor Komedi Detektif, Seru dan Bikin Ketawa