Percakapan itu berlangsung hangat, jauh dari bayangan sengit yang selama ini terpampang di media. Presiden Donald Trump akhirnya menerima Wali Kota New York terpilih, Zohran Mamdani, di Gedung Putih. Padahal sebelumnya, keduanya kerap saling serang dengan kata-kata pedas. Tapi kali ini? Pujian yang berbalas pujian.
Memang, sejarah hubungan mereka penuh riak. Mamdani tak pernah sungkan mengkritik rencana Trump yang ingin memperketat penegakan hukum imigrasi federal di New York – sebuah kota di mana empat dari sepuluh warganya lahir di luar AS. Di sisi lain, Trump pernah mengancam akan memotong dana federal untuk kota itu jika Mamdani berhasil memenangkan pilkada.
Bahkan, tak sampai beberapa minggu sebelum pertemuan ini, sang Presiden masih melontarkan hinaan. Dia menyebut Mamdani sebagai "orang gila kiri radikal," komunis, dan "pembenci Yahudi." Sungguh sebuah awal yang tidak menjanjikan.
Namun begitu, suasana di ruang pertemuan ternyata sama sekali berbeda. Kurang dari satu jam mereka berbincang, Trump justru berulang kali membantu Mamdani menangkis pertanyaan-pertanyaan tajam dari para jurnalis. Mereka bahkan terlihat tertawa lepas ketika seorang wartawan mengingatkan kembali tentang hinaan yang pernah mereka lempar.
"Saya pernah disebut jauh lebih buruk daripada seorang despot. Jadi omongan Mamdani itu tidak terlalu menghina, sih," ujar Trump dengan santai. "Menurut saya, dia akan berubah pikiran setelah kami mulai bekerja sama."
Saat Mamdani kemudian ditanya apakah ia masih menganggap Trump seorang fasis, Presiden justru menyela dengan senyuman.
"Tidak apa-apa. Anda bisa bilang 'iya'," kata Trump sambil menepuk-nepuk lengan Mamdani dengan familiar.
"Itu lebih gampang daripada dijelaskan," tambahnya, disambut tawa.
Trump bahkan membela Mamdani dari tuduhan Islamofobia yang sempat dialaminya. Ketika ditanya apakah ia percaya Mamdani adalah seorang jihadis, jawabannya tegas. "Tidak. Saya baru saja bertemu dengan seorang pria yang sangat rasional," ungkapnya.
Artikel Terkait
Pemuda Lampung Bergerak, Wujudkan Kota Berkelanjutan di Tengah Ancaman Banjir dan Sanitasi
Sugiono Desak Gencatan Senjata Permanen sebagai Jalan Bagi Kemerdekaan Palestina
Amir Hamzah Ingatkan Pemerintah: Gaji Hakim Naik, Tapi Mental Jangan Ketinggalan
UKPM Teknokra Unila Gelar Pelatihan Jurnalistik, Wadah Inklusif untuk Kaderisasi