Sepanjang pertemuan, Trump tak henti memuji Mamdani. Yang mengejutkan, dia mengaku menemukan sejumlah kesepahaman dengan wali kota terpilih yang berasal dari kubu berseberangan itu.
"Kami sepakat dalam banyak hal, lebih banyak dari yang saya duga," aku Trump. "Kami punya satu kesamaan yang jelas: Kami sama-sama ingin kota yang kami cintai ini bisa berkembang dengan baik."
Pertemuan ini memang tidak menghasilkan pengumuman kebijakan baru apa pun. Yang jelas terlihat adalah sinyal persahabatan yang tak terduga, sebuah dinamika politik yang berubah drastis.
Mamdani sendiri tampak menghargai pendekatan Trump.
"Apa yang saya benar-benar hargai dari presiden adalah pertemuan yang kita adakan tidak fokus pada titik-titik perselisihan, yang memang banyak, tetapi juga fokus pada tujuan bersama yang kita miliki dalam melayani warga New York," jelas Mamdani.
Selama kampanye, Mamdani menjanjikan program-program progresif seperti pembekuan biaya sewa, bus gratis, dan penitipan anak gratis. Menariknya, Trump mengaku menyukai rencana Mamdani untuk membangun lebih banyak perumahan. Dia juga merasa senang mengetahui bahwa banyak pemilihnya di New York ternyata memilih Mamdani.
"Ketika kami bicara kepada mereka yang memilih Presiden Trump, mereka ternyata juga berbicara soal biaya hidup yang mencekik," papar Mamdani, mencoba menjelaskan fenomena tersebut.
Dan rupanya, perhatian Trump pada isu inflasi dan keterjangkauan hidup membuatnya menilai program-program Mamdani itu masuk akal.
"Beberapa ide-idenya ternyata sama dengan ide-ide yang saya miliki," aku Trump. "Semakin baik dia melakukannya, saya akan semakin bahagia."
Sebuah akhir pertemuan yang jauh dari prediksi siapa pun.
Artikel Terkait
Serikat Buruh Siap Turun ke Jalan, Perjuangan RUU PRT Masuki Babak Baru
Pembacokan Maut di Pasar Gaplok Berawal dari Selingkuh
Eks Hakim MK Sebut Penanganan Kasus Ijazah Jokowi sebagai Peradilan Sesat
Kolaborasi Tak Terduga: Sape Bertemu Djembe dalam Ne Baruakng Urban 2