Perjalanan akademisnya dimulai dari Swarthmore College dengan gelar BA Sastra Inggris. Lalu ia mengambil MA Filsafat di Hebrew University of Jerusalem, Israel, sebelum akhirnya meraih gelar JD Hukum dan PhD Ilmu Politik dari Yale University. Dari sanalah fokusnya berkembang pada pemerintahan konstitusional, konservatisme, politik Timur Tengah, keamanan nasional, dan pendidikan liberal.
Selain mengajar, Berkowitz juga rajin menulis. Ia sering jadi kontributor di RealClearPolitics, membahas isu-isu sensitif seperti konflik Israel-Hamas, agresi Iran, dan polemik profesor konservatif di kampus Amerika.
Beberapa bukunya yang terkenal antara lain Explaining Israel: The Jewish State, the Middle East, and America, Constitutional Conservatism, dan Israel and the Struggle over the International Laws of War. Karya-karya itu mengukuhkan posisinya sebagai pakar Zionisme, konservatisme, dan hukum internasional.
Tak cuma di dunia akademik, Berkowitz juga pernah menjabat di pemerintahan. Pada masa awal pemerintahan Donald Trump (2019-2021), ia dipercaya sebagai Direktur Staf Perencanaan Kebijakan di Departemen Luar Negeri AS. Ia juga sempat menjabat sebagai sekretaris eksekutif Komisi Hak-Hak yang Tidak Dapat Dicabut, serta penasihat senior Menteri Luar Negeri AS. Pengalaman inilah yang membuatnya punya pengaruh kuat dalam kebijakan luar negeri Amerika, terutama terkait Timur Tengah.
Artikel Terkait
Gibran Buka Suara Soal Penghapusan Visa Indonesia-Afrika Selatan di Forum Johannesburg
Aksi Bakar Al-Quran di Dearborn Picu Ketegangan Politik
Kasus Munir Kembali Menghantui, Muchdi Purwoprandjono Diperiksa Ulang
Misteri Kematian Dosen UNTAG: Saksi Kunci dari Kalangan Polisi