Jakarta bakal kedatangan hajatan besar di dunia seni. Taman Fatahillah, Kota Tua, akan jadi saksi perhelatan Jakarta Pantomime Festival atau JakMime Fest 2025 pada 25 dan 26 November mendatang. Bayangkan, selama dua hari penuh, kawasan bersejarah itu akan hidup dengan ekspresi seni tanpa kata.
Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Septian Dwi Cahyo, sang inisiator sekaligus Ketua Asosiasi Seni Pantomim Indonesia (ASPI), dalam sebuah konferensi pers yang digelar di Warung Solo, Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Menurutnya, ini adalah festival pantomim berskala besar pertama yang diadakan di Ibu Kota. Sebuah gebrakan yang sudah lama dinantikan.
"Saya ingin seni pantomim memiliki karya-karya yang bisa ditonton," ujar Septian dengan semangat. "Dulu sering dapat pertanyaan, 'Mas Septian, mana generasinya?'. Nah, melalui acara ini saya ingin menghadirkan generasi pantomime yang sebenarnya luar biasa. Mudah-mudahan mereka bisa menjadi penerus."
Di balik panggung, sebenarnya perkembangan pantomim di tanah air cukup menggembirakan. Wajah-wajah baru terus bermunculan di berbagai daerah. Namun begitu, masalah utamanya adalah minimnya wadah. Memang ada beberapa festival, tapi jangkauannya masih sebatas tingkat provinsi. Mereka butuh panggung yang lebih luas.
Melihat kondisi itu, Septian lantas tergerak. Dia pun mulai merintis festival bertaraf nasional. Kolaborasi dengan Kemendikbud pun dijalin, dan beberapa festival sukses digelar. Kini, langkahnya semakin mantap dengan menggandeng Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta untuk sebuah event yang lebih masif.
"Setelah juara di beberapa festival, saya ingin bikin festival level nasional. Sebenarnya sejak 1986 sudah ada, tapi cuma dua kali penyelenggaraan. Lalu sejak 2000-an, saya ingin menghidupkannya lagi, dan akhirnya terwujud sekarang di 2025 ini," sambungnya. "Banyak teman-teman di daerah yang sudah jadi pengajar dan juri, tapi kita tidak punya festival untuk menampilkan karya mereka masing-masing. Makanya, lewat JakMime Fest ini, saya kasih ruang buat teman-teman senior dan junior, lintas generasi, untuk tampil."
Yang menarik, JakMime Fest 2025 tak cuma menampilkan pantomim klasik. Ada gebrakan baru bernama Funtomime. Konsep ini adalah pantomim modern yang dikawinkan dengan unsur seni lain seperti tari, puisi, teater, magic, bahkan multimedia. Intinya, pantomim digambarkan sebagai seni yang tidak kaku, melainkan terbuka, inklusif, dan mampu berevolusi mengikuti zaman.
"Di 2017, saya sempat mikir, kalau main pantomim klasik lagi kayaknya agak berat. Soalnya zaman sudah berubah, ada YouTube dan sebagainya. Akhirnya saya berkompromi dengan keinginan masyarakat yang lebih dinamis. Jadilah Funtomime, di mana pantomim berkolaborasi dengan semua unsur seni," jelas Septian. "Untuk lebih jelasnya, datang saja tanggal 25 dan 26 nanti. Semua pertunjukan pantomim modern akan tersaji dengan massif."
Artikel Terkait
Divisi Hakim Tumpu Vonis 4,5 Tahun Eks Dirut ASDP Meski Tak Ada Bukti Korupsi
Sulaiman Al Rajhi Lepas Rp 267 Triliun, Warisan Abadi untuk Kemanusiaan
Pendidikan Indonesia di Ujung Tanduk: Krisis Karakter dan Kualitas yang Terus Menganga
Polri Gagalkan 155 Ton Ganja dari Ladang Tersembunyi di Aceh