Bayangkan saja. Sebuah peristiwa kecil—seorang politisi tersangkut di gorong-gorong—bisa mengubah sejarah. Itulah yang sering disebut efek kupu-kupu. Nah, kalau kita terapkan di Indonesia, kira-kira bagaimana jadinya negeri ini tanpa Joko Widodo? Sebuah unggahan media sosial yang belakangan viral mengajak kita membayangkan narasi alternatif itu.
Gibran: Mungkin Hanya Pengusaha Makanan, Bukan Calon Wapres
Tanpa Jokowi di panggung politik, nama Gibran Rakabuming Raka mungkin tak seterkenal sekarang. Dia barangkali tetap fokus menggeluti bisnis kuliner, bukan jadi calon wakil presiden. Menurut pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti, Jokowi dituding "menghalalkan segala cara" demi mendongkrak karier anaknya itu.
Whoosh: Proyek Rp116 Triliun yang Mungkin Tak Pernah Ada
Kereta cepat Whoosh, yang nilainya mencapai US$6,1 miliar, disebut-sebut menambah utang Indonesia hingga Rp116 triliun. Agus Pambagio bilang, proyek ini adalah inisiatif pribadi Jokowi. Padahal, sebelumnya sudah ada peringatan bahwa proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sebenarnya tidak layak secara finansial.
Ibu Kota Negara: Masihkah Jadi Wacana?
Wacana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur sebenarnya sudah ada sejak zaman Soekarno. Tapi tanpa Jokowi, mungkin rencana itu cuma tetap jadi wacana. Anggaran Rp76,5 triliun yang dipakai untuk IKN bisa saja dialihkan ke proyek infrastruktur lain. Sementara Kalimantan Timur tetap menjadi kawasan pertambangan seperti sedia kala.
Artikel Terkait
Jatim Siaga 10 Hari, Cuaca Ekstrem Ancam 30 Wilayah
Setelah 9 Jam Diperiksa, Halim Kalla Keluar dari Bareskrim Terkait Kasus Korupsi PLTU Kalbar
Kekurangan Ahli Gizi untuk Program Makan Gratis Dijawab dengan Kolaborasi
KPK Amankan Empat Tersangka, Anggota Dewan dan Pengusaha Terjaring Kasus Fee Proyek PUPR OKU