Sosrobahu Menari di Atas Keramaian Jogja, Jawab Tantangan Keraton

- Kamis, 20 November 2025 | 12:42 WIB
Sosrobahu Menari di Atas Keramaian Jogja, Jawab Tantangan Keraton

Yogyakarta itu unik. Tata ruang kotanya tak cuma soal peraturan daerah biasa, tapi juga diatur langsung oleh Keraton. Nah, setiap pekerjaan konstruksi yang menyentuh tanah Kasultanan dan Kadipaten, wajib hukumnya untuk berkoordinasi dulu. Termasuk, ya, proyek tol layang Jogja-Solo yang melintas Ringroad Utara ini. Pesan dari Keraton jelas: jangan sampai mengganggu situs bersejarah dan kehidupan ekonomi warga sekitar.

“Kalau kita bicara di Jogja, otomatis di situ ada tanah Kasultanan, tanah Kadipaten. Jadi, koordinasinya pasti dengan pihak Keraton,” ungkap Gibran Satria Samudra, Construction Engineer Proyek Tol Jogja–Solo Paket 2.2. Ia menegaskan hal itu dalam sebuah percakapan dengan media lokal, Selasa lalu.

Dalam pertemuan dengan Gusti Mangkubumi, tim proyek mendapat arahan agar dampak sosial dan ekonomi warga bisa diminimalkan. Alih-alih mengganggu, proyek ini justru diharapkan bisa mendongkrak perekonomian setempat. “Selagi bisa dikerjakan tanpa mengganggu perkembangan ekonomi—misalnya pertanian dan sebagainya—itu kalau bisa dihindari. Atau kita pakai lahan yang benar-benar diperlukan saja,” lanjut Gibran.

Dengan kondisi ruang yang terbatas dan lalu lintas Ringroad Utara yang super padat, kontraktor harus cari cara agar akses jalan nasional di bawahnya tetap terbuka. Di sinilah teknologi Sosrobahu muncul sebagai solusi.

Sosrobahu: Jawaban untuk Masalah Teknis dan Sosial

Bayangkan saja, di Ringroad Utara yang jadi jalur nasional dengan volume harian tinggi, pemasangan lengan beton atau pier head dengan cara konvensional berisiko menutup seluruh jalur di bawahnya. Besi penyangga besar untuk pengecoran pasti bakal memblokir lalu lintas. Kalau sampai jalan ditutup, ya harus siap-siap bikin jalur alternatif—butuh lahan tambahan dan konstruksi baru. Ribet, kan?

“Kalau kita cor paksa secara konvensional, bawahnya pasti tertutup. Dan kalau sudah begitu, kita harus siapkan detour dengan standar jalan yang sama,” jelas Gibran.


Halaman:

Komentar