SENI POLITIK ALMARHUM JENDERAL BESAR TNI (Purn) SOEHARTO
Menggeser Gunung Tanpa Menimbulkan Gempa
Analisis Penataan Elite dan Tersingkirnya Benny Moerdani
Kilasan Awal
Presiden Soeharto menjalankan kekuasaan selama 32 tahun dengan teknik yang dalam terminologi ilmiah dapat disebut sebagai soft authoritarian choreography. Sebuah seni menari bersama elite sambil memastikan tidak ada penari lain yang mencuri perhatian utama.
Kasus Jenderal L.B. Benny Moerdani menjadi contoh klasik bagaimana penguasa Orde Baru mampu menggeser figur paling berpengaruh di militer tanpa menimbulkan gejolak berarti. Kajian ini menempatkan Soeharto bukan hanya sebagai pemimpin otoriter, tetapi sebagai kurator seni instalasi politik paling halus di Asia Tenggara.
Kekuasaan Seperti Listrik Diam yang Menyetrum
Dalam studi politik modern, kekuasaan biasanya diasosiasikan dengan konflik terbuka dan demonstrasi. Namun, Orde Baru bekerja dengan logika berbeda yang mengutamakan ketenangan di tingkat elite.
"Yang ribut rakyatnya, yang tenang elitnya."
Dalam ketenangan itu, Soeharto membangun sistem kekuasaan yang begitu hening, sehingga banyak orang tidak sadar telah digeser kursinya sampai menyadari kursinya sudah hilang.
Teori Elite: Mengelola Potensi Ancaman
Menurut teori elite klasik, terdapat dua kategori utama:
1. Elite yang loyal - mengetahui posisi dan tidak mempertanyakan struktur kekuasaan
2. Elite yang kompeten - memiliki kapasitas tinggi namun berpotensi membahayakan
Benny Moerdani berada di kategori kedua. Dalam rezim otoriter birokratis, kategori ini biasanya tidak masuk dalam rencana jangka panjang.
Para teoritisi elite seperti Mosca dan Pareto mungkin akan menulis bab tambahan jika bertemu Soeharto: "Cara Mengelola Elite: Panduan Tenang Tanpa Drama."
Filsafat Kekuasaan Soeharto: Politik sebagai Seni Merawat Bonsai
Soeharto sering digambarkan sebagai "Lurah Nasional", namun deskripsi ini terlalu menyederhanakan. Ia lebih mirip seniman bonsai yang ahli:
Memotong sedikit cabang, mengikat pelan batang yang keliru, menyiram bagian tertentu, lalu membiarkan seluruh tanaman tampak natural seolah tumbuh begitu saja.
Benny Moerdani adalah cabang bonsai yang tumbuh terlalu tinggi. Dalam estetika kekuasaan Soeharto, bonsai tidak boleh menantang matahari. Maka dipangkas secara perlahan, sistematis, elegan, dan tetap menjaga norma kesopanan.
Anatomi Penggeseran Benny Moerdani: Bedah Politik Tanpa Luka
Artikel Terkait
Amuk Parang di Keramaian Rantau, Satu Warga Terluka Parah
Status Awas, Pendakian Gunung Semeru Resmi Ditutup
Siswa SMP Tewas Usai Dipukul Kursi, Sembunyikan Penderitaan Dema Lindungi Ibu Sakit Jantung
Ancaman Rekrutmen Terorisme Online: Pemerintah Bergerak Lindungi Anak di Ruang Digital