Soeharto dan Seni Halus Menggeser Kekuasaan: Ketika Benny Moerdani Tersingkir Tanpa Gempa

- Rabu, 19 November 2025 | 11:50 WIB
Soeharto dan Seni Halus Menggeser Kekuasaan: Ketika Benny Moerdani Tersingkir Tanpa Gempa

SENI POLITIK ALMARHUM JENDERAL BESAR TNI (Purn) SOEHARTO

Menggeser Gunung Tanpa Menimbulkan Gempa

Analisis Penataan Elite dan Tersingkirnya Benny Moerdani

Benz Jono Hartono

Praktisi Media Massa, Wakil Direktur Konfederasi Jurnalis ASEAN PWI Pusat dan Direktur Eksekutif HIAWATHA Institute

Kilasan Awal

Presiden Soeharto menjalankan kekuasaan selama 32 tahun dengan teknik yang dalam terminologi ilmiah dapat disebut sebagai soft authoritarian choreography. Sebuah seni menari bersama elite sambil memastikan tidak ada penari lain yang mencuri perhatian utama.

Kasus Jenderal L.B. Benny Moerdani menjadi contoh klasik bagaimana penguasa Orde Baru mampu menggeser figur paling berpengaruh di militer tanpa menimbulkan gejolak berarti. Kajian ini menempatkan Soeharto bukan hanya sebagai pemimpin otoriter, tetapi sebagai kurator seni instalasi politik paling halus di Asia Tenggara.

Kekuasaan Seperti Listrik Diam yang Menyetrum

Dalam studi politik modern, kekuasaan biasanya diasosiasikan dengan konflik terbuka dan demonstrasi. Namun, Orde Baru bekerja dengan logika berbeda yang mengutamakan ketenangan di tingkat elite.

"Yang ribut rakyatnya, yang tenang elitnya."

Dalam ketenangan itu, Soeharto membangun sistem kekuasaan yang begitu hening, sehingga banyak orang tidak sadar telah digeser kursinya sampai menyadari kursinya sudah hilang.

Teori Elite: Mengelola Potensi Ancaman

Menurut teori elite klasik, terdapat dua kategori utama:

1. Elite yang loyal - mengetahui posisi dan tidak mempertanyakan struktur kekuasaan

2. Elite yang kompeten - memiliki kapasitas tinggi namun berpotensi membahayakan

Benny Moerdani berada di kategori kedua. Dalam rezim otoriter birokratis, kategori ini biasanya tidak masuk dalam rencana jangka panjang.

Para teoritisi elite seperti Mosca dan Pareto mungkin akan menulis bab tambahan jika bertemu Soeharto: "Cara Mengelola Elite: Panduan Tenang Tanpa Drama."

Filsafat Kekuasaan Soeharto: Politik sebagai Seni Merawat Bonsai

Soeharto sering digambarkan sebagai "Lurah Nasional", namun deskripsi ini terlalu menyederhanakan. Ia lebih mirip seniman bonsai yang ahli:

Memotong sedikit cabang, mengikat pelan batang yang keliru, menyiram bagian tertentu, lalu membiarkan seluruh tanaman tampak natural seolah tumbuh begitu saja.

Benny Moerdani adalah cabang bonsai yang tumbuh terlalu tinggi. Dalam estetika kekuasaan Soeharto, bonsai tidak boleh menantang matahari. Maka dipangkas secara perlahan, sistematis, elegan, dan tetap menjaga norma kesopanan.

Anatomi Penggeseran Benny Moerdani: Bedah Politik Tanpa Luka


Halaman:

Komentar