MURIANETWORK.COM -- Konflik bersenjata yang kembali meletus antara Thailand dan Kamboja memuncak di kawasan perbatasan dekat kuil kuno bernilai historis.
Candi Preah Vihear dan Ta Muen Thom adalah candi yang memicu bentrokan hebat hingga melibatkan serangan artileri, jet tempur dan ranjau darat.
Pertikaian ini bermula tidak hanya dari sengketa wilayah tapi juga sentimen nasionalisme dan klaim atas warisan budaya.
Konflik yang telah berlangsung sejak lebih dari satu dekade lalu dan kini mencapai titik paling panas sejak 2011.
Benturan mulai merebak pada tanggal 23 Juli 2025 yang lalu ketika seorang tentara Thailand terluka parah akibat ledakan ranjau di distrik Nam Yuen, Ubon Ratchathani.
Sehari kemudian, bentrokan langsung terjadi dekat Candi Ta Muen Thom di Provinsi Surin sekitar 200 meter dari pos militer Thailand.
Kemudian setelah pasukan Kamboja mendekati kawat berduri perbatasan, dilaporkan menggunakan roket dan drone pengintai, sementara Menteri Pertahanan Thailand menyebutnya sebagai provokasi oleh Kamboja.
Thailand merespons dengan serangan udara, enam jet tempur F‑16 menghantam sasaran militer Kamboja, sementara Kamboja menuduh Thailand melakukan agresi terhadap integritas teritorialnya dengan menggunakan bom cluster dan memicu eskalasi internasional.
Guncangan sengketa ini bukan hal baru.
Sejak 2008, pasukan kedua negara pernah terlibat bentrokan di sekitar Candi Preah Vihear, yang mendapat status Warisan Dunia UNESCO pada tahun itu.
Artikel Terkait
Menteri AI Albania Hamil dan Akan Lahirkan 83 Anak: Ini Fakta di Balik Kontroversi
Malaysia Salah Sebut Nama Presiden Prabowo di KTT ASEAN 2025, Ini Respons Resminya
Pakistan Ultimatum Perang ke Afghanistan: Gagal Damai Istanbul, Apa Dampaknya bagi Asia?
Gereja Italia Guncang! 4.400 Korban Pelecehan Terungkap, Uskup Diminta Bertanggung Jawab