Krisis ini rupanya tidak berhenti di barak militer. Gelombang efek psikologisnya telah menyebar, menyentuh hampir semua lapisan masyarakat Israel. Menurut laporan surat kabar Yedioth Ahronoth pada November lalu, negeri itu sedang menghadapi 'krisis psikologis yang meluas'.
Hampir 2 juta warga di Tel Aviv saja disebut membutuhkan dukungan kesehatan mental. Tekanan trauma akibat perang ternyata menyelimuti kehidupan sehari-hari. Tak sedikit warga yang kemudian dilaporkan jatuh ke dalam kecanduan narkoba, sebagai pelarian dari kesulitan mental yang menghimpit.
Namun begitu, situasi di kalangan tentara jauh lebih suram dan gelap. Media-media Israel kerap memberitakan peningkatan kasus bunuh diri di antara prajurit, yang dipicu stres pasca tempur yang tak tertahankan.
Data militer pada Oktober lalu mencatat fakta yang memilukan: ada 279 percobaan bunuh diri dalam 18 bulan terakhir. Dari angka itu, 36 di antaranya berakhir dengan kematian.
Lonjakan gangguan jiwa dan angka bunuh diri ini menjadi bukti nyata. Perang selalu memakan biaya yang mahal. Bukan hanya hancurnya infrastruktur atau hilangnya nyawa di medan tempur, tetapi juga kehancuran batin dan trauma mendalam yang akan terus membayangi mereka yang terlibat langsung. Jiwa-jiwa yang retak di garis belakang adalah salah satu warisan kelam dari agresi di Gaza.
Artikel Terkait
Iran Sindir AS: Drone Shahed-136 Kami Ditiru, Bukti Teknologi Kami Diakui
Mantan Bos Olahraga China Divonis Mati, Rp556 Miliar Suap Menggantung Nyawanya
Jet Tempur Thailand Hujani Perbatasan, Warga Kamboja Berhamburan
Surga Tanpa Gempa: 10 Negara yang Hampir Tak Tersentuh Bencana Alam