Ernest Prakasa sudah lama dikenal publik lewat tawa. Awal kariernya di dunia komedi dan serangkaian film sukses seolah menetapkan dirinya sebagai sosok yang mahir mengolah humor. Tapi siapa sangka, film terbarunya, Lupa Daratan, justru menunjukkan sisi yang cukup berbeda dari sang kreator.
Di balik layar, Ernest mengaku film ini lahir dari sebuah "ide jahil". Bukan dari keresahan filosofis yang biasa jadi bahan bakunya.
"Skenario film ini jadi salah satu skenario terunik yang pernah saya kerjakan," ujarnya dalam Konferensi Pers di Senayan Park, Jakarta, Rabu lalu.
"Biasanya saya menulis skenario yang berangkat dari hal-hal yang cukup berat. Tapi film ini berangkat dari ide jahil yang cukup ringan dan menggelitik."
Premisnya sendiri sederhana, namun menarik: apa jadinya kalau seorang aktor top tiba-tiba kehilangan kemampuan aktingnya? Dari pertanyaan receh itulah cerita besar ini berputar.
Bagi Ernest, proyek ini jelas sebuah tantangan. Ia sengaja keluar dari zona nyamannya. Selama ini, formula yang ia pakai cukup jelas: karakter utama fokus pada drama, sementara tugas melontarkan joke ia serahkan kepada para pemeran pendukung, seringkali rekan-rekan komedian.
"Saya terbiasa menggunakan pola yang mirip di film-film sebelumnya, mungkin karena zona nyaman," akunya.
"That has been my formula."
Namun begitu, di Lupa Daratan, semua itu berubah. Unsur drama dan komedi melebur. Vino G. Bastian sebagai karakter utama, bersama Dimi dan Iksan, justru terlibat langsung dalam menghadirkan kelucuan. "Ini jadi sebuah kebaruan yang cukup signifikan dalam cara saya menggarap komedi," papar Ernest.
Artikel Terkait
Summer Aguilera Lebih Suka Wajah Asli Ibunya: Dia Penggemar Nomor Satu Mama Tanpa Riasan
Dearly Djoshua Buka Suara: Hubungan dengan Ari Lasso Tamat, Terselip Isu Tangan Ketiga
Potongan Rambut Bondol Prilly Latuconsina Bikin Omara Esteghlal Terpukau
DiCaprio Tegaskan: Seni Sejati Tak Bisa Lahir dari Mesin