Addie M.S., sang pimpinan orkestra, punya pandangan senada. Ia bilang LMO dibangun dengan misi mulia: menciptakan ruang inklusif yang menyatukan anak-anak dari berbagai latar. Baginya, ini bukan cuma soal musik. Ini tentang membangun empati, penerimaan, dan kebersamaan yang dampaknya nyata bagi banyak orang.
Di sisi lain, Fadli Zon kembali menekankan komitmen pemerintah untuk memperkuat ekosistem musik nasional secara menyeluruh. Pengembangan bakat dan ekspresi budaya, katanya, harus diiringi dengan perluasan program. Tujuannya agar sektor musik bisa memberi kontribusi lebih besar bagi ekonomi budaya dan industri kreatif.
Acara itu sendiri dihadiri oleh sejumlah pejabat penting. Sekjen Kemendikbud Bambang Wibawarta, Dirjen Diplomasi Promosi dan Kerja Sama Kebudayaan Endah T.D. Retnoastuti, hingga Irjen Kemendikbud Fryda Lucyana hadir mendampingi menteri.
Menutup sambutannya, Fadli Zon kembali menegaskan komitmen pemerintah untuk membuka ruang bagi talenta muda dan ekosistem musik yang inklusif. Inisiatif anak muda, ia nilai, adalah kekuatan penting yang patut didukung dan dikembangkan bersama.
Ia menambahkan bahwa Kementerian Kebudayaan akan terus mendukung setiap kebutuhan yang muncul.
Dan dengan itu, konser pun berakhir. Namun gaungnya, terutama bagi masa depan musik orkestra di Indonesia, masih akan panjang terdengar.
Artikel Terkait
Mary Austin Akhirnya Lepas Rumah Peninggalan Freddie Mercury Setelah 30 Tahun
Afgan Rilis Sampai Jumpa, Kisah Pilu Perpisahan yang Terasa Getir
Kasasi Ditolak, Hukuman 6 Tahun Penjara Mario Dandy Sah di Mata Hukum
Inara Rusli Dituding Sebagai Pelaku Perselingkuhan, Manajer Angkat Bicara