Tapi sore di tanggal 8 Desember, percakapan terakhirnya justru terjadi bersama Laurie Kaye dan Dave Sholin dari RKO Radio.
Laurie Kaye bahkan menceritakan pengalaman itu dalam memoarnya, Confessions of a Rock 'n' Roll Name-Dropper. Rekaman wawancara itu sempat disiarkan RKO, dan sejak itu menjadi salah satu arsip paling berharga bagi para penggemar.
Menurut Soderbergh, yang mengejutkan justru keterbukaan Lennon dan Ono dalam obrolan itu.
"Mereka berdua bicara dengan begitu bebas. Padahal mereka sudah sering diwawancara, tapi saat itu mereka terlihat antusias dan polos, seolah baru pertama kali bercerita," katanya.
Tak cuma itu, Soderbergh merasa tema yang dibahas Lennon dan Yoko masih sangat relevan sampai sekarang mulai dari politik, feminisme, hingga pentingnya berpikir positif.
"Semua itu bahkan lebih terasa sekarang. Bagaimana sistem memengaruhi kita, cara kita berelasi, dan betapa cinta tetap jadi hal penting dalam hidup sehari-hari," imbuhnya.
Ini akan menjadi film dokumenter pertama Soderbergh sejak And Everything Is Going Fine (2010), film tentang Spalding Gray yang dulu dapat sambutan hangat.
Artikel Terkait
Kisah Insanul Fahmi: Dari CEO Muda Berbakat hingga Pusat Skandal Perselingkuhan
Anak Bungsu Beri Syarat Khusus Jelang Fahmi Bo Nikahi Lagi Mantan Istri
Fahmi Bo dan Nita Gelar Pernikahan Sederhana di Tengah Hujatan Matre
Istri Sah Lapor Polisi, Inara Rusli Dituding Selingkuh dengan Suami Orang