Pagelaran 'Aku, Wastra dan Kisah': Merajut Harapan di Atas Kain Nusantara
Langit senja di Sunset Pier, Riverwalk Island PIK Gate 3, Sabtu (22/11) lalu, menjadi saksi sebuah perhelatan yang hangat. Matahari dari TIMUR (MDT) kembali menunjukkan dedikasinya pada budaya lewat pagelaran seni bertajuk 'Aku, Wastra dan Kisah'. Ini adalah tahun ketiga bagi MDT, dan mereka membawa sesuatu yang lebih besar.
Gerakan yang digagas Laura Muljadi ini, sejak berdiri pada 17 Agustus 2022, terus berkembang. Kini, MDT bukan sekadar komunitas. Ia telah menjelma menjadi sebuah ekosistem kolaborasi yang merangkul banyak pihak: dari seniman, kreator, perempuan, anak-anak, hingga masyarakat dari berbagai daerah dan latar profesi.
Inti dari semuanya adalah wastra. Laura Muljadi dengan tegas menyatakan bahwa pelestarian wastra harus dimulai dari sebuah kedekatan yang personal.
"Wastra hanya akan terus hidup jika kita kenal, kita pakai, kita cintai, kita jaga, kita hidupkan dan kita wariskan..." ujarnya. "Kekayaan budaya adalah hak kita bersama dan adalah tanggung jawab kita bersama untuk tetap menghidupkannya lewat langkah kita masing-masing."
Nah, tahun ini, komitmen itu diwujudkan dalam program besar "Dongeng dari Kain: Aku, Wastra dan Kisah - 2000 Anak 2000 Karya". Program ini punya misi mulia: memperkenalkan filosofi kain kepada anak-anak, baik dari dalam maupun luar negeri. Yang menarik, partisipannya sangat beragam, mencakup anak disabilitas, pra-sejahtera, diaspora, dan anak urban. Karya-karya mereka kemudian dihimpun menjadi sebuah buku berjudul 'Buku Jejak Harapan Aku, Wastra dan Kisah', yang dicetak oleh Bintang Sempurna sebagai warisan visual untuk generasi mendatang.
Artikel Terkait
Bir Non-Alkohol Gemparkan Riyald, Cadar Hitam dan Jubah Putih Ramai-Ramai Cicipi Tren Terbaru
Marissa Anita Buka Suara soal Keputusan Berpisah Setelah 17 Tahun Menikah
Mpok Atiek Berurai Air Mata Saat Umrah Ketiga, Ungkap Perjalanan Tobat di Usia Senja
Lee Yi Kyung Laporkan Pelaku ke Polisi Usai Dituduh Sebar Pesan Tak Pantas