Dia menjelaskan bahwa program KUR adalah kredit/pembiayaan modal kerja dan/atau invetasi kepada debitur individu/perseorangan, badan usaha, dan/atau kelompok usaha yang produktif dan layak (feasible) namun belum memiliki agunan tambahan (unbankable).
Tujuannya untuk meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif, meningkatkan kapasitas daya saing UMKM, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pada tahun 2021, katanya, Bank Jatim mendapat kuota KUR sebesar Rp700 miliar, dan berhasil disalurkan sebesar 88,7 persen kepada 4.928 debitur.
Baca Juga: Airlangga Tegas Sebut Indonesia Bukan Hanya Penonton Forum Internasional: Kita Memimpin
Selanjutnya, tahun 2022 Bank Jatim berhasil memperoleh kuota KUR senilai Rp2,5 triliun. Prosentase penyalurannya sekitar 95,19 persen dengan jumlah debitur 19.159 orang.
”Angkanya meningkat signifikan. Maka dari itu pada tahun tersebut, Bank Jatim mendapat penghargaan sebagai bank penyalur kredit KUR terbaik se-Jawa Timur,” ujar Arief.
Selanjutnya pada tahun 2023, kuota KUR Bank Jatim juga meningkat lagi menjadi Rp2,89 triliun. Jumlah yang disalurkan sekitar 96 persennya kepada 22.253 debitur.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: suarakarya.id
Artikel Terkait
Transportasi Umum Gratis Jakarta untuk Gaji di Bawah Rp 6,2 Juta & Analisis Anjloknya Bitcoin
Ekspor Fesyen Indonesia Tembus USD 6,5 Miliar, Busana Muslim Prospek Cerah
Gelombang PHK AS 2025 Tembus 153 Ribu, Tertinggi dalam 20 Tahun Terakhir
Modus Under-Invoicing Eksportir Sawit: DJP Ungkap Potensi Kerugian Negara Rp 140 Miliar