Rencana ini sendiri awalnya digulirkan oleh Pemerintah Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Menteri Pengangkutan Sarawak, YB Dato Sri Lee Kim Shin, dalam kunjungannya ke IKN awal bulan ini (10/12), menyebut pihaknya sedang mengkaji kemungkinan membangun jalur kereta yang melintasi tiga negara: Indonesia, Malaysia, dan Brunei.
Angin Segar untuk Harga Nikel
Harga nikel di pasar global terus merangkak naik. Ini hari ketiga berturut-turut, sekaligus menjadi titik terang setelah harga sempat menyentuh level terendah dalam delapan bulan. Pemicunya? Rencana Indonesia untuk memangkas produksi.
Pada Jumat (19/12), harga naik hingga 1,5 persen. Kenaikan ini terjadi setelah pemerintah mengusulkan target produksi bijih nikel yang lebih rendah untuk tahun 2026. Angkanya sekitar 250 juta ton, jauh turun dari target tahun ini yang hampir 379 juta ton.
Langkah ini jelas respons atas tren harga yang lesu. Nikel, bahan baku penting untuk baja tahan karat dan baterai mobil listrik, kinerjanya tahun ini cukup suram. Di bursa London Metal Exchange (LME), harganya turun lebih dari 3 persen satu-satunya logam industri yang masih terperosok.
Tekanan juga datang dari China yang membanjiri pasar dengan produksinya. Menurut Gao Yin, seorang analis di Shuohe Asset Management Co. China, rencana Indonesia ini berisiko bagi investor pesimis. Apalagi, harga nikel saat ini sudah nyaris menyentuh titik biaya produksi. Situasinya memang rumit.
Artikel Terkait
OJK Rilis Daftar Platform Kripto Legal, Masyarakat Diimbau Waspada Penipuan
Pasar Modal Panas, Triliunan Rupiah Mengalir Deras Pekan Lalu
Airlangga Usulkan WFA Akhir Tahun, Pengusaha Ingatkan Tak Bisa Seragam
Surabaya Catatkan Geliat Belanja Jelang Akhir Tahun, Tumbuh 19,7 Persen