Di sisi lain, secara nasional, kondisi pasokan energi disebutkan aman. Bahlil membeberkan data ketahanan stok untuk periode Nataru. Pertalite cukup untuk 19 hari, Pertamax 23 hari, sementara Pertamax Green dan Turbo bisa sampai 31 hari. Untuk Solar, versi subsidi bertahan 15 hari dan nonsubsidi 25 hari. LPG ada di angka 12,17 hari, dan avtur di atas 29 hari.
"Listrik secara nasional pada umumnya itu kondisinya normal, baik dari sisi ketersediaan BBM untuk power plant, gas, maupun batu bara, itu tidak ada isu, cadangan kita di atas 10 hari semuanya," jelasnya.
Namun begitu, pemerintah tak bisa lengah. Cuaca akhir tahun ini dinilai tidak menentu dan rentan memicu bencana geologi. Selain memantau pergerakan tanah, Kementerian ESDM juga mengawasi aktivitas gunung berapi.
"Khusus untuk gunung berapi, gunung berapi kita ada tiga status Siaga yaitu Lewotobi Laki-laki, Merapi, sama Semeru. Dan 24 status Waspada. Kemudian erupsi tercatat di Gunung Ibu, Merapi, dan Semeru," papar Bahlil.
Selain itu, ada sejumlah lokasi yang jadi perhatian khusus untuk ancaman tanah longsor, seperti Gegerbitung di Sukabumi. Sementara untuk gempa bumi, salah satu wilayah yang diwaspadai adalah Muna di Sulawesi Tenggara. Semua ini dipantau agar mitigasi dan penyaluran logistik energi bisa tepat sasaran jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Artikel Terkait
Avia Avian Tutup Paksa Anak Usaha Cat Kapal yang Terus Merugi
Saham Tekologi AI Selamatkan Wall Street dari Tekanan Pekan Ini
KRYA Amankan Kontrak Rp240 Miliar untuk Pasok 10.000 Motor Listrik
Lebih dari Seribu Relawan BUMN Bergerak, Bantuan Masif Dikirim ke Aceh