Menjelang akhir tahun, saham perbankan mulai menarik perhatian. Peluang window dressing dinilai terbuka lebar, terutama karena kinerjanya masih tertinggal dari IHSG. Valuasinya pun terlihat murah, sementara fundamental sektor menunjukkan tanda-tanda stabilisasi. Ini kombinasi yang menarik bagi banyak pelaku pasar.
Menurut riset BRI Danareksa Sekuritas yang dirilis Senin lalu, rotasi dana institusi bisa mengalir ke sektor ini. Seperti biasa, saham bank-bank besar dan likuid sering jadi pilihan favorit di periode tutup buku. Alasannya jelas: mereka dianggap lebih aman dan mudah diperdagangkan.
Di sisi lain, kebijakan moneter yang cenderung longgar juga memberi angin segar. Biaya dana berpeluang turun, yang pada gilirannya bisa mendongkrak pertumbuhan kredit dan menjaga margin bunga bersih bank. Fundamental perbankan sendiri sebenarnya sudah mulai membaik. Pertumbuhan kredit diduga mendekati titik terendah, sementara rasio kredit bermasalah (NPL) terpantau masih terkendali.
Kalau lihat valuasi, saham perbankan saat ini diperdagangkan di level price to book value (PBV) yang lebih rendah dari rata-rata historisnya. Artinya, ada ruang aman atau margin of safety yang cukup menarik. Belum lagi dividend yield-nya yang menggiurkan, berkisar antara 7 sampai 9 persen. Buat strategi penempatan dana jelang akhir tahun, angka itu tentu saja mengundang.
Bank-bank besar tetap jadi unggulan. Stabilitas laba, likuiditas tinggi, dan konsistensi bagi dividen adalah alasan utamanya.
Artikel Terkait
Bank Dunia Naikkan Proyeksi Ekonomi RI, Tapi Peringatkan Ancaman di Pasar Kerja
IHSG Bertahan Hijau, Berbeda Nasib dengan Bursa Asia yang Merah
Skema Tadpole Pinjol Dikecam, Cicilan Awal Mencekik Hingga 70 Persen
Intikeramik (IKAI) Pacu Kinerja, Laba Kotor 2025 Tembus Rp71,8 Miliar