Penguatan pendidikan vokasi disebut-sebut sebagai salah satu langkah kunci pemerintah. Ini adalah bagian dari Strategi Baru Industrialisasi Nasional, atau SBIN, yang digaungkan Kementerian Perindustrian. Strategi ini sendiri fokus pada beberapa hal: meningkatkan nilai tambah, mendorong inovasi teknologi, dan tentu saja, mengarahkan transformasi industri ke arah yang lebih berkelanjutan.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan hal tersebut. Baginya, ini adalah investasi untuk masa depan.
Demikian penjelasan Agus dalam sebuah keterangan, Kamis lalu. Pernyataan itu sekaligus menegaskan arah kebijakan mereka.
Di lapangan, upaya memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan industri terus digenjot. Caranya? Melalui standardisasi kompetensi, program pemagangan yang lebih masif, sertifikasi, serta modernisasi fasilitas belajar. Tujuannya jelas: agar lulusan yang dihasilkan benar-benar siap menjawab tantangan industri di masa mendatang.
Namun begitu, ambisi Kemenperin ternyata tak berhenti di dalam negeri. Mereka juga punya agenda 'vokasi go global'. Intinya, pendidikan kejuruan diarahkan agar memenuhi standar kompetensi internasional, melek teknologi maju, dan lincah beradaptasi dengan dinamika pasar global yang cepat berubah.
Nanti, kurikulum akan mengacu pada patokan industri internasional. Sertifikasi profesi pun di level global. Kemitraan dengan industri luar negeri akan diperluas, sekaligus memfasilitasi mobilitas tenaga kerja lintas negara.
Jelas Agus Gumiwang lagi.
Artikel Terkait
IHSG Tergelincir 80 Poin, Sentimen Negatif Gempur Pasar
Air Borneo Siap Terbang, Sambungkan Sarawak dan Ibu Kota Nusantara
IHSG Tergelincir 80 Poin, Lotte Chemical Anjlok 15%
Ekspor Perikanan Tembus USD 5 Miliar, ASEAN Jadi Pasar Andalan