Bencana alam yang mengguncang Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat ternyata tak hanya menyisakan duka. Operasional perbankan di sejumlah daerah kini ikut terganggu, bahkan bisa dibilang cukup serius. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengungkap fakta di lapangan: akses ke bank terhambat, komunikasi terputus, dan yang lebih mengkhawatirkan, kualitas aset bank berpotensi memburuk. Ini terjadi karena aktivitas ekonomi masyarakat di sana praktis lumpuh total.
Kondisi paling parah dilaporkan terjadi di Takengon, Aceh Tengah. Menurut Dimas Yuliharto, Direktur Eksekutif Klaim dan Resolusi Bank LPS, salah satu bank yang terdampak adalah BPRS Gayo Perseroda. Lokasinya cuma beberapa ratus meter dari Danau Lut Tawar, yang jadi salah satu pusat terjangan air bah.
“Tim likuidasi yang menangani itu BPRS Gayo Takengon itu berapa hari nggak bisa kita kontak,” kata Dimas kepada wartawan di Bandung, Minggu (7/12).
Bank tersebut sendiri statusnya adalah Bank Dalam Likuidasi. Selama beberapa hari, tim LPS di pusat benar-benar kebingungan karena komunikasi dengan tim di lapangan terputus sama sekali.
Memang, situasi di lapangan sangat sulit. Jalan menuju Takengon rusak parah, diperparah lagi dengan insiden truk tangki yang terguling dan memblokir akses. Listrik padam, sinyal telepon hilang. Koordinasi pun sempat lumpuh.
Namun begitu, keadaan pelan-pelan mulai membaik. “Alhamdulillah sudah bisa dihubungi dan Alhamdulillah kondisinya (tim likuidasi) juga baik selamat,” ujar Dimas lega.
Di sisi lain, ada ancaman lain yang mengintai: stabilitas perbankan. Ferdinan D Purba, Anggota Dewan Komisioner LPS, menyoroti potensi memburuknya kualitas aset bank. Logikanya sederhana, bencana pasti memukul kemampuan ekonomi warga, yang artinya juga kemampuan mereka membayar utang.
Artikel Terkait
Prabowo Janjikan Rehabilitasi Sawah dan Hapus Utang Petani Terdampak Banjir Aceh
Banjir Sumatera Ganggu Distribusi, Ancaman Krisis Logistik Mengintai
Helikopter Angkut Tabung Gas ke Aceh Terisolir Pasca-Banjir
Listrik dan Sinyal Mulai Pulih, Warga Aceh Berbondong ke Kantor Pemerintah