Suasana lesu menyelimuti bursa saham Asia pada Jumat pagi. Investor tampaknya memilih untuk menahan napas, menunggu keputusan suku bunga The Fed yang bakal keluar pekan depan. Di tengah ketidakpastian itu, sentimen pasar pun ikut melemah.
Perhatikan Jepang. Indeks Nikkei terpangkas 1,3 persen, menghapus semua keuntungan yang susah payah dikumpulkan sepanjang pekan. Sesi perdagangan terasa sepi, namun tekanan datang dari mana-mana. Data belanja rumah tangga yang rilis ternyata jauh lebih lemah dari perkiraan. Angka itu dengan gamblang menunjukkan betapa inflasi masih membebani kantong masyarakat. Nah, di saat yang sama, desas-desus soal kenaikan suku bunga Bank of Japan justru kian kencang.
“Dalam siklus-siklus sebelumnya, pergerakan sebesar itu biasanya mengguncang pasar. Namun kali ini, permintaan justru menguat,” ujar Nigel Green, CEO deVere Group.
Dia menambahkan, “Arus modal mulai bergeser, ekspektasi lama sedang diuji, dan portofolio yang selama ini dibangun dengan asumsi yen selalu murah kini menghadapi kondisi yang sangat berbeda.”
Memang menarik. Meski imbal hasil obligasi pemerintah Jepang melonjak ke level tertinggi sejak 2007, lelang obligasi justru mendapat sambutan yang lumayan solid. Sepertinya, harga yang lebih murah mulai memancing minat beli. Yen sendiri bertahan di kisaran 155 per dolar AS, masih jauh lebih kuat dari titik terendah 10 bulan di 157,9.
Lalu, seberapa besar kemungkinan Bank of Japan bertindak? Cukup tinggi. Probabilitasnya kini mencapai 75 persen untuk kenaikan suku bunga bulan ini. Gubernur Kazuo Ueda sendiri sudah memberi sinyal, bank sentral akan mempertimbangkan baik-buruknya langkah tersebut. Bahkan, kabar dari Reuters menyebut pemerintah Jepang sudah siap mental menerima keputusan naik suku bunga di Desember ini.
Artikel Terkait
Deltras FC dan KemenUMKM Garap UMKM di Sekitar Gelora Delta
IHSG Mengakhiri Sesi Pagi dengan Sentuhan Hijau, Berbeda dari Tren Asia
Rel Srilelawangsa Kembali Beroperasi, Sinyal Positif Jelang Arus Mudik Nataru
Lonjakan Saham XL Axiata: Katalis dari Penjualan MORA atau Sinyal Teknikal?