Pergerakan di regional Asia-Pasifik sendiri beragam, tapi mayoritas masih berwarna merah. Indeks MSCI ex-Japan melemah tipis. Hong Kong's Hang Seng turun 0,35%, Shanghai Composite susut 0,14%, dan Singapura juga ikut merosot. Tapi tidak semuanya suram. Australia dan Korea Selatan justru mencetak keuntungan tipis, dengan KOSPI naik 0,65% didorong saham-saham teknologi.
Di sisi lain, perhatian utama tetap tertuju ke Amerika Serikat. Pasar valas bergerak stabil setelah dolar mengalami pelemahan panjang. Semua mata kini tertuju pada rilis data inflasi AS, yaitu Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) untuk September. Data ini sebenarnya sudah agak basi karena tertunda oleh penutupan pemerintah, tapi tetap saja dianggap penting.
Para ekonom memperkirakan kenaikan inti PCE bulanan sebesar 0,2%, yang akan mempertahankan laju inflasi tahunan di angka 2,9%. Sementara itu, laporan ketenagakerjaan non-farm payrolls batal dirilis hari ini. Data klaim pengangguran yang keluar kemarin justru turun tajam, sedikit meredakan kekhawatiran meski mungkin saja angka itu terdongkrak oleh liburan Thanksgiving.
Nah, ini yang bikin tegang. Kontrak pasar memprediksi peluang hampir 90% untuk pemotongan suku bunga oleh The Fed pada pertemuan Rabu depan. Tapi, jangan bayangkan keputusan itu akan mulus. Bisa jadi ini salah satu voting paling sengit dalam sejarah Fed. Kabarnya, sampai lima dari dua belas anggota yang punya hak suva sudah menyatakan keberatan untuk memangkas suku bunga lebih dalam.
Analis ANZ dalam catatannya mencoba melihat sisi terang. Mereka berargumen bahwa meski tarif impor menghambat laju perbaikan inflasi, kerangka disinflasi secara umum masih bertahan. Pelemahan di pasar tenaga kerja, pertumbuhan upah yang melandai, dan ekspektasi inflasi jangka panjang yang terjaga menjadi alasannya.
“Kami memperkirakan data mendukung pemangkasan suku bunga FOMC pekan depan,” tulis mereka. Sekarang, kita tinggal menunggu saja.
Artikel Terkait
Deltras FC dan KemenUMKM Garap UMKM di Sekitar Gelora Delta
IHSG Mengakhiri Sesi Pagi dengan Sentuhan Hijau, Berbeda dari Tren Asia
Rel Srilelawangsa Kembali Beroperasi, Sinyal Positif Jelang Arus Mudik Nataru
Lonjakan Saham XL Axiata: Katalis dari Penjualan MORA atau Sinyal Teknikal?