Sebelumnya, Rosan sendiri belum bisa memastikan kapan tepatnya keberangkatan akan dilakukan. Namun, ia memberi sinyal positif ketika ditanya kemungkinan waktu di akhir tahun ini.
"Insyaallah (Desember 2025)," ungkap Rosan.
Untuk memuluskan jalannya pembicaraan, tim pendahulu dari Danantara dikabarkan sudah dikirim lebih dulu. Tugas mereka menyiapkan agenda dan membuka komunikasi awal dengan pihak China. Pertemuan intinya nanti baru akan dihadiri langsung oleh Rosan dan Purbaya.
Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto tampaknya sudah siap pasang badan. Ia mengaku telah menghitung matang-matang operasional Whoosh dan bersedia bertanggung jawab atas pelunasan utangnya. Soal angka Rp 1,2 triliun per tahun yang harus dibayar PT KAI ke China, Prabowo tak mempermasalahkannya.
Baginya, manfaat Whoosh jauh lebih besar. Mengurangi kemacetan dan polusi di Jakarta dan Bandung adalah nilai penting yang tak bisa diabaikan.
Artikel Terkait
WIKA Garap Proyek Sekolah Rakyat Senilai Rp1,94 Triliun di Jateng dan Aceh
PAM Jaya Siapkan Langkah Awal Menuju IPO 2027
Pemerintah Pacu Produksi Minyak, Target Satu Juta Barel Per Hari pada 2030
Djaka Bertekad: Sejarah Kelam Bea Cukai Tak Boleh Terulang