Menteri UMKM Soroti Banjir Impor Ilegal: Lapangan Belum Steril, UMKM Sulit Bertahan

- Senin, 01 Desember 2025 | 19:18 WIB
Menteri UMKM Soroti Banjir Impor Ilegal: Lapangan Belum Steril, UMKM Sulit Bertahan

Langkah dari Hulu

Menghadapi situasi ini, Maman memastikan pemerintah tidak akan tinggal diam. Langkah yang diambil harus menyentuh akar masalah, yaitu menutup celah masuknya produk impor ilegal sejak dari hulu. Kementeriannya sendiri tengah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan, Perindustrian, dan Perdagangan untuk merancang strategi.

“Sekuat apa pun akses pembiayaan yang dibantu di top up oleh pemerintah, sehebat-hebat apa pun pelatihan yang kita berikan kepada UMKM,” paparnya dengan nada serius, “saya pikir selama lapangannya belum bisa disterilisasi, gak akan mungkin UMKM bisa survive.”

Ini adalah soal hidup-mati. Terlebih, UMKM saat ini menyerap 8 hingga 11 juta tenaga kerja melalui KUR pada 2025, banyak di antaranya masih bergerak di sektor informal. Dominasi produk impor murah, dalam pandangan Maman, adalah salah satu penghambat utama yang membuat UMKM sulit naik kelas.

Pelajaran dari Negeri Lain

Lalu, mengapa produk dari China atau Korea Selatan bisa begitu murah dan cepat berkembang? Maman menilai jawabannya tak cuma terletak pada efisiensi produksi semata. Ada faktor lain yang lebih krusial: political will atau keberanian politik pemerintah setempat untuk melindungi pasar domestiknya.

“Ini kompleksitas, masalahnya perlu ada political will dari pemerintah dan dukungan yang sangat besar dari elit-elit politik dan kelompok pengusaha kita,” ujar Maman.

Dia memberi contoh. China dan Korea Selatan, menurutnya, melakukan hal yang persis seperti upaya Amerika Serikat di era kepemimpinan Donald Trump dulu. Trump terkenal dengan kebijakannya yang memperketat arus barang impor demi melindungi industri dalam negeri.

“Trump melindungi kepentingan domestik mereka,” tutup Maman, “walaupun memang tidak sedikit hujatan dan tekanan dari kelompok-kelompok oposisi di internal negara mereka.”

Pesan implisitnya jelas: Indonesia perlu belajar dari sana. Tanpa perlindungan yang nyata, gelombang impor akan terus menggerus ruang hidup para pelaku usaha lokal.


Halaman:

Komentar