Seiring waktu, jangkauan Faber kian meluas. Di dalam negeri, produknya sudah dipasarkan di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, hingga Denpasar. Bahkan, mereka berhasil menembus pasar Korea Selatan. Kini, mereka sedang menjajaki permintaan dari calon pembeli di Asia dan Eropa.
Permintaan yang meningkat tentu berdampak pada kapasitas produksi. Saat ini, Faber mampu memproduksi 100 hingga 200 unit per bulan. Sepanjang tahun 2024, total penjualan mereka mencapai 945 unit dengan omzet sekitar Rp 1,5 miliar.
Perjalanan Faber sebagai UMKM yang naik kelas semakin kuat setelah bergabung dengan ekosistem BRI melalui program Brilianpreneur yang kini dikenal sebagai BRI UMKM EXPO(RT). Program ini memberikan pendampingan komprehensif, mulai dari pelatihan manajemen, kurasi produk, hingga akses ke berbagai pameran nasional dan internasional.
“Kami juga dapat dukungan pembiayaan Rekening Koran atau kredit modal kerja dari BRI. Dana itu kami gunakan untuk pengembangan produksi, pembelian bahan baku, dan peningkatan kapasitas,” kata Helmi.
Menurutnya, dukungan BRI sangat membantu Faber menembus pasar ekspor. Pendampingan yang diberikan mencakup banyak hal: peningkatan kapasitas manajemen usaha, perluasan jaringan pasar, kemudahan akses pembiayaan, hingga kesempatan tampil di berbagai ajang bergengsi.
Secara terpisah, Corporate Secretary BRI, Dhanny, menyatakan bahwa Faber Instrument adalah contoh nyata bagaimana inovasi dan prinsip keberlanjutan bisa mendorong UMKM lokal untuk berkembang.
“Lewat berbagai program pemberdayaan UMKM, BRI akan terus membantu pelaku usaha lokal naik kelas. Kami ingin mereka tak hanya kuat di pasar domestik, tapi juga bisa melebarkan sayap ke pasar global,” tutup Dhanny.
Artikel Terkait
Pameran di Bucharest Raup Ratusan Juta, Turis Rumania Ramai-ramai Incar Destinasi di Luar Bali
Pemindahan ASN ke IKN Tersendat, Jumlah Kementerian Membengkak Jadi 48
Apindo Soroti Formula Upah 2026 di Tengah Tekanan Biaya Usaha
Dua Raksasa Industri Kolaborasi Garap Proyek Sampah Jadi Energi di Bali