Di sisi lain, Hartono menegaskan bahwa transaksi besar ini tidak akan mengganggu operasional perusahaan. Bahkan, kondisi keuangan SSMS dipastikan tetap stabil.
"Pembelian aset ini tidak berpotensi mengakibatkan terganggunya kelangsungan usaha Perseroan atau mempengaruhi proforma keuangan Perseroan," tegasnya.
Keyakinan itu mungkin didasarkan pada kinerja kuartal III-2025 yang cukup menggembirakan. SSMS berhasil membukukan laba bersih Rp1 triliun melonjak 64,3 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yang hanya Rp609,3 milar. Angka ini setara dengan laba bersih per saham sebesar Rp105,40.
Dengan kinerja yang solid dan transaksi strategis ini, SSMS sepertinya sedang mempersiapkan langkah besar untuk masa depan.
Artikel Terkait
Bea Cukai Gagalkan Ekspor Fiktif, dari Dokumen Rokok hingga Muatan Air Mineral
BCA Siap Cairkan Dividen Interim Rp55 per Saham Akhir 2025
CDIA Kucurkan Pinjaman USD 140 Juta untuk Ekspansi Dua Anak Usaha di Singapura
PNBP Anjlok 15,57%, Kemenkeu Andal Sumber Lain untuk Kejar Target