Investasi Hilirisasi Melonjak 58%, Pemerintah Tegaskan Larangan Ekspor Bahan Mentah

- Kamis, 20 November 2025 | 13:12 WIB
Investasi Hilirisasi Melonjak 58%, Pemerintah Tegaskan Larangan Ekspor Bahan Mentah

Sementara itu, di sektor energi, proyek gasifikasi batubara juga digeber. Ada proyek coal to synthetic gas yang dijalankan Bukit Asam bersama PDN dan Pusri. Nantinya, proyek ini akan diarahkan untuk produksi amonia dan metanol. Harapannya, impor yang selama ini masih tinggi bisa ditekan. "Impor metanol kita masih 2,2 sampai 3 juta ton, padahal gas dan batubara kita punya. Permintaan meningkat karena program B40 yang membutuhkan campuran metanol dengan CPO. Kita harus mengejar negara seperti China yang 40 persen batubaranya dipakai untuk produk turunan," jelasnya.

Percepatan hilirisasi juga terlihat di ekosistem yang dikembangkan MIND ID. Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 di Mempawah sudah beroperasi. Ke depan, akan diperkuat dengan SGAR Fase II dan Smelter Aluminium baru yang sedang dibangun. Langkah ini diharapkan bisa penuhi kebutuhan alumina dalam negeri dan kurangi ketergantungan impor.

Tak ketinggalan, PT Timah sedang mematangkan hilirisasi produk turunan, mulai dari solder hingga tin chemicals, untuk masuk ke pasar elektronik, otomotif, dan kimia global. Di sisi lain, PT Vale Indonesia terus memperluas investasi untuk produksi nikel matte dan produk turunan rendah karbon, sebagai bagian dari ekosistem baterai kendaraan listrik. Mereka mengembangkan tiga proyek strategis: Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa, Morowali, dan Sorowako.

Sementara Freeport Indonesia juga tak mau ketinggalan. Mereka menyiapkan penguatan hilirisasi tembaga dari Gresik Smelter dan Precious Metals Refinery (PMR), yang jadi fondasi penting bagi industri listrik, energi terbarukan, dan teknologi global.

Semua proyek hilirisasi MIND ID ini, kata Todotua, menjadi tulang punggung upaya pemerintah membangun rantai pasok mineral strategis dari hulu hingga hilir. Pemerintah memperkirakan, dampak ekonomi hilirisasi akan terasa hingga 2040. Nilai investasinya diproyeksikan mencapai USD 618 miliar, dengan nilai tambah USD 235,9 miliar. Potensi ekspor kumulatifnya bisa tembus USD 857 miliar, dan lebih dari tiga juta lapangan kerja baru tercipta.

"Hilirisasi adalah strategi agar Indonesia tidak lagi berada pada posisi sebagai negara pengekspor bahan mentah, tetapi menjadi pemain utama dalam rantai nilai global," pungkas Todotua. Visinya jelas: Indonesia tak mau cuma jual bahan mentah. Mereka ingin naik kelas.


Halaman:

Komentar