Di usia dua puluhan, rasanya tubuh punya tenaga tak terbatas. Bekerja seharian, lalu lanjut nongkrong atau olahraga malam? Bisa saja. Tapi begitu umur menyentuh angka 30, banyak pria mulai merasakan sesuatu yang berbeda. Stamina tak lagi seperkasa dulu.
Badan jadi gampang capek, padahal aktivitasnya biasa saja. Napas mudah tersengal, tubuh terasa berat untuk diajak bergerak. Kalau kamu sering merasakannya, tenang, kamu nggak sendirian.
Memasuki usia 30, penurunan energi dan vitalitas itu hal yang alami. Ada penjelasan ilmiah di baliknya, terutama soal perubahan hormon, otot, dan metabolisme tubuh.
Kenapa Energi Bisa Turun di Usia 30-an? Ini Tanda dan Penyebabnya
Penurunannya seringkali dimulai dari hal-hal kecil yang kadang kita abaikan. Misalnya, rasa lelah yang nggak hilang meski sudah tidur cukup, mood yang gampang berubah, atau susah fokus. Nah, dengan memahami akar masalahnya, kita bisa lebih sigap mengambil langkah pencegahan.
1. Hormon Testosteron Mulai Menurun
Testosteron punya peran krusial buat pria: menjaga stamina, massa otot, gairah seks, sampai kestabilan emosi. Sayangnya, seiring waktu, produksinya pelan-pelan menyusut.
Menurut Mayo Clinic, sejak usia 30, kadar testosteron bisa turun sekitar satu persen per tahun. Penurunan inilah yang bikin kita gampang lelah dan dorongan seksual ikut berkurang.
2. Massa Otot yang Berkurang
Ini juga fakta yang perlu dicermati. Setelah umur 30, tubuh pria mulai kehilangan massa otot. Sebuah jurnal dari Harvard Health Publishing menyebutkan, kita bisa kehilangan 3-5 persen massa otot per dekade. Kalau diakumulasi, seumur hidup bisa mencapai 30 persen.
Dampaknya? Aktivitas sehari-hari seperti mengangkat barang atau olahraga ringan jadi terasa lebih melelahkan. Proses pemulihan dari cedera otot juga butuh waktu lebih lama.
Artikel Terkait
Telkomsel dan ITB Resmikan Pusat Inovasi AI, Targetkan Lahirkan Ribuan Talenta Digital
Mood Swing Bukan Sekadar Perasaan, Ini Pengaruh Hormon di Balik Layar
HUAWEI Gelar Service Giving Season 2025, Gratiskan Biaya Perbaikan hingga Beri Hadiah
Meta Raup Rp 300 Triliun dari China, Ternyata Didominasi Iklan Penipuan