PT LRT Jabodebek Didorong Perbanyak Simulasi Darurat Pasca Gangguan Operasional
PT Kereta Api Indonesia (KAI), khususnya sebagai operator LRT Jabodebek, mendapatkan dorongan untuk secara rutin menyelenggarakan simulasi dan sosialisasi prosedur keadaan darurat kepada masyarakat. Langkah ini dinilai penting pasca kejadian di mana penumpang terpaksa berjalan kaki menyusuri rel akibat gangguan operasional yang terjadi pada Sabtu, 25 Oktober 2025.
Pentingnya Simulasi dan Sosialisasi Berkelanjutan
Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, menekankan pentingnya edukasi yang berkelanjutan. "Harusnya ada simulasi, mirip dengan yang dilakukan di pesawat terbang, mengenai cara bertindak dalam keadaan darurat seperti kebakaran. Selain itu, perlu ada sosialisasi melalui tayangan di seluruh stasiun," ujarnya.
Djoko menambahkan bahwa keputusan untuk menurunkan penumpang dan meminta mereka berjalan kaki di rel dalam kondisi darurat adalah hal yang lumrah dan juga diterapkan oleh operator kereta layang di luar negeri. Namun, pemahaman penumpang perlu ditingkatkan melalui sosialisasi yang memadai.
Artikel Terkait
BI Perpanjang Jam Layanan Sistem Pembayaran hingga Tengah Malam Jelang Nataru
Bantuan Sembako dan Pendampingan Hukum Warnai Pemulihan Korban Kebakaran Tambora
Trump Klaim Perundingan Rusia-Ukraina Capai 90 Persen Kesepakatan
DJ Panda Akui Salah Sebar Data Pribadi Erika, Minta Maaf di Depan Media