Mulai tahun depan, pemerintah China bakal mengubah tarif untuk berbagai barang impor. Kabar ini langsung disampaikan oleh Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara pada Senin lalu. Salah satu yang menarik perhatian adalah rencana penurunan bea masuk untuk bahan baku pembuatan baterai, contohnya bubuk hitam daur ulang yang dipakai untuk baterai lithium-ion.
Nggak cuma itu, sejumlah produk medis juga akan dapat keringanan. Produk seperti pembuluh darah buatan dan alat tes diagnostik untuk penyakit menular tertentu, tarifnya bakal lebih ringan. Intinya, untuk 935 jenis barang, tarif sementara yang akan dikenakan China lebih rendah ketimbang tarif MFN yang biasa berlaku di kalangan anggota WTO.
Namun begitu, di sisi lain, ada juga kebijakan yang justru mengencangkan keran. Pemerintah China berencana memberlakukan pembatasan ekspor perak mulai 1 Januari 2026 nanti. Artinya, perusahaan yang mau ekspor perak harus mengantongi izin resmi dari pemerintah dulu.
Rencana pembatasan ini tentu bikin pasar was-was. Apalagi, situasi geopolitik global lagi panas, yang bikin permintaan terhadap aset safe-haven seperti perak terus meroket. Kekhawatiran bakal terjadinya ketatnya pasokan pun mengemuka.
Jadi, ada dua sisi kebijakan yang diambil Beijing. Satu tangan membuka keran impor untuk bahan baku dan barang medis, sementara tangan lainnya justru mengetatkan ekspor komoditas berharga. Sebuah langkah yang pasti akan disorot oleh pasar dunia dalam beberapa bulan ke depan.
Artikel Terkait
Polytron Fox R Hijau Ini Habiskan Belasan Juta untuk Modifikasi Estetik
Dua Wamenkeu Blusukan, Pastikan Tutup Buku APBN 2025 dan Pacu Anggaran 2026
MRT Jakarta Siap Mengantar hingga Dini Hari di Malam Tahun Baru
Romeny Buka Suara: Cedera Pahit di Bandung dan Luka Gagal ke Piala Dunia