Bencana banjir bandang di Aceh memang bikin situasi jadi rumit. Tapi, upaya pemulihan listrik terus jalan, dengan cara-cara yang nggak biasa. Salah satunya? PLN menyulap crane alias alat angkat berat jadi menara darurat. Iya, betul, crane itu.
Modifikasi ini diterapkan di jaringan transmisi 150 kilovolt Pangkalan Brandan-Langsa. Intinya, ini jadi kunci buat nyambungin lagi interkoneksi sistem kelistrikan Sumatra ke Aceh. Dengan tersambungnya jalur ini, pasokan listrik bisa mulai dialirkan lagi, meski bertahap, ke Banda Aceh dan wilayah sekitarnya.
Menurut Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, ide pakai crane muncul karena kondisi lapangan yang benar-benar sulit. Di titik transmisi Aceh Tamiang, misalnya, pembangunan menara darurat konvensional hampir mustahil dilakukan dengan cepat.
"Di lapangan, kami terkendala endapan lumpur dan material sisa banjir. Akses buat personel sangat terbatas," jelas Darmawan.
Kondisi itu bikin pembangunan fondasi menara biasa bakal makan waktu lama. Nah, daripada nunggu lama, mereka cari solusi lain yang tetap aman.
"Sehingga kami memilih solusi yang tetap aman agar pemulihan dapat terus berjalan," ujarnya dalam keterangan pada Minggu (21/12/2025).
Setelah interkoneksi tersambung, prosesnya nggak serta merta langsung normal. PLN harus ekstra hati-hati. Penyaluran listrik dilakukan pelan-pelan, bertahap. Tujuannya jelas: menjaga keselamatan warga, apalagi di daerah yang masih tergenang atau becek.
Artikel Terkait
Kapolri Turun ke Stasiun Tawang, Pastikan Kesiapan Nataru Tak Ada Celah
Arus Mudik Nataru 2026 Mulai Menderas, Tol Transjawa Catat Lonjakan Hingga 17 Persen
Ade Tya Buka Peluang Damai, Tunggu Iktikad Baik Dearly
Rig Pertamina di Aceh Tamiang Jadi Stasiun Pengisi Daya bagi Korban Banjir