Begitu penjelasan resmi dari Kementerian Ketenagakerjaan. Intinya, program ini sudah jauh melenceng dari rel awalnya.
Masa Transisi dan Jalan Keluar
Tanggal 1 Juni 2026 dipilih dengan pertimbangan matang. Pemerintah memberi waktu hampir dua tahun bagi pelaku usaha untuk beradaptasi. Mereka yang masih punya artis dengan izin aktif boleh bernapas lega dulu bisa dipertahankan sampai kontraknya selesai.
Sebelum kebijakan final, MOM sudah duduk bersama dengan asosiasi pelaku usaha hiburan malam, SNBA. Dialog ini penting agar industri tidak kaget dan bisa mencari alternatif.
Lalu, apa penggantinya? Tempat hiburan disarankan beralih ke penyedia jasa hiburan (entertainment service provider) ketimbang merekrut artis asing secara langsung. Opsi lain, mereka bisa mengajukan izin kerja reguler yang persyaratannya lebih ketat. Untuk pertunjukan singkat berskala khusus seperti acara pemerintah atau di ruang publik masih ada celah melalui skema pengecualian izin kerja (WPE).
Tapi hati-hati. Pengecualian itu sama sekali tidak berlaku untuk bar, klub, pub, atau restoran yang punya lisensi hiburan umum. Bagi mereka, aturan baru ini tetap berlaku penuh.
Ke depan, MOM berjanji akan terus memantau perkembangan situasi, bekerja sama dengan kementerian perdagangan dan asosiasi. Mereka ingin memastikan sektor hiburan malam Singapura tetap hidup, tapi dengan cara yang lebih tertib dan bersih.
Artikel Terkait
Waspada Macet Parah, Puncak Mudik Natal 2025 Diprediksi 22 dan 24 Desember
Van Bronckhorst Dinilai Lebih Cocok, PSSI Targetkan Umumkan Pelatih Januari
Hodak Berharap Persib Hindari Momok Pohang di 16 Besar
Sambhasana Shristi: Ketika Orientasi Kampus Tak Sekadar Perkenalan