Ia lalu menggambarkan betapa dahsyatnya dampak bencana ini. Di Aceh Utara saja, dari 27 kecamatan, 25 kena dampak parah. Dua lainnya terdampak ringan. Bisa dibilang, seluruh kabupaten itu lumpuh.
Angkanya pun mencengangkan. Lebih dari 100 ribu orang terpaksa mengungsi. Sayangnya, tempat penampungan sementara tak mampu menampung semuanya. Akibatnya, banyak pengungsi yang terpaksa numpang di rumah saudara, sekolahan, atau masjid yang lokasinya lebih tinggi dan aman dari banjir.
“Kondisi mereka saat ini sangat memprihatinkan,” tutur Muzani, suaranya berat.
“Rumah hancur, lahan pertanian rusak, ternak musnah. Bahkan ada anggota keluarga yang meninggal dan hilang. Secara psikologis, mereka kehilangan semangat hidup.”
Karena itulah, harapan mereka sekarang hanya satu. Muzani menyampaikan permintaan itu dengan jelas.
“Mereka berharap kepada pemerintah pusat untuk segera membangun rumah-rumah yang mereka tinggalkan atau yang hancur karena bencana tersebut,” kata dia.
Di balik semua keprihatinan itu, setidaknya ada satu cahaya: warisan gotong royong yang tak pernah benar-benar padam.
Artikel Terkait
Agnelli Tegaskan Juventus Tak Dijual, Tether Gagal Rebut Si Nyonya Tua
Banjir dan Longsor Picu Lonjakan 223% Konsumsi Avtur di Aceh
Pramono Anung Tahan Sikap, Tunggu Proses Hukum Usai Kerusuhan Kalibata
Gelar Perkara Ijazah Jokowi: Roy Suryo Bakal Bongkar 700 Barang Bukti