Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tampaknya benar-benar ingin membersihkan rumah. Menyusul sorotan publik yang kian panas, terutama soal kasus beras ilegal di Batam dan Sabang, ia mengumumkan rencana intervensi langsung untuk memperbaiki tata kelola di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Intinya, dia tak mau lagi ada main-main.
Bahkan, Purbaya berjanji akan lebih sering turun ke lapangan. "Saya akan sering-sering datang ke pelabuhan untuk memastikan mereka (Bea Cukai) enggak main-main lagi," tegasnya kepada para wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis lalu.
Nada suaranya tegas. Komitmennya jelas: pengawasan ketat dan teknologi baru jadi senjata utama.
Di sisi lain, langkah reformasi yang diusung Kemenkeu memang berfokus pada sistem teknologi. Tujuannya sederhana tapi ambisius: memotong praktik curang dan menutup kebocoran penerimaan negara. Salah satu target utama adalah cukai rokok. Untuk itu, mulai awal tahun depan, pemerintah berencana memasang mesin penghitung dan pencacah rokok langsung di pabrik-pabrik. Targetnya, semua bisa berjalan lancar paling lambat pertengahan 2026.
"Jadi nanti ada sistem baru untuk memonitor di lapangan cukainya palsu apa enggak, jadi akan serius itu," ujar Purbaya menegaskan.
Namun begitu, itu belum semuanya. Rencana yang lebih canggih juga sudah disiapkan. Bea Cukai bakal menerapkan sistem Kecerdasan Buatan atau AI di setiap pelabuhan. Harapannya, sistem ini bisa memperkuat pengawasan dengan akurasi dan kecepatan yang lebih baik, sekaligus mengatasi masalah under invoicing yang kerap terjadi.
Artikel Terkait
Klok: Laga Kontra Borneo Momentum Persib Kejar Puncak
Menteri Airlangga Pantau Langsung Antrean BLT Rp900 Ribu di Kantor Pos
Putin Puji Keteguhan Modi: India Takkan Berhenti Beli Minyak Rusia Meski Ditekan AS
Dua Garuda Pertiwi Merapat ke Maladewa, Bela Odi Sports Club di Liga Perempuan