Namun begitu, Trump tampaknya tak bergeming. Narasi itu terus dipakai, bahkan menjadi tekanan saat pertemuan dengan Presiden Cyril Ramaphosa di Gedung Putih beberapa waktu lalu.
“Pemerintah Afrika Selatan menolak untuk mengakui atau menangani pelanggaran HAM yang mengerikan, dialami oleh warga Afrikaner, dan keturunan pemukim Belanda, Prancis, dan Jerman,” kata Trump.
Ada lagi soal yang memicu ketegangan. Trump menyinggung penolakan Presiden Ramaphosa untuk menyerahkan palu sidang KTT G20 kepada perwakilan misi diplomatik AS di Johannesburg. Bagi pemerintah Afrika Selatan, menyerahkan simbol kepemimpinan forum di tingkat kedutaan dinilai sebagai penghinaan. Alhasil, proses serah-terima palu sidang akhirnya dilakukan di tempat lain, secara tertutup.
Dengan latar belakang rumit ini, jadwal pertemuan G20 pun mulai bergulir. Pertemuan awal para sherpa dan jalur keuangan rencananya digelar di Washington DC pertengahan Desember ini. Sementara rangkaian pertemuan lain akan menyusul sepanjang tahun 2026.
Artikel Terkait
KBLI Bakal Diperbarui, Targetkan Potret Ekonomi Lebih Tajam
Wapres Gibran Tinjau Langsung Daerah Banjir di Tiga Provinsi Sumatera
Purbaya Buka Suara Soal Dana Desa Tahap Kedua yang Tersendat
AC Milan Pantau Jay Idzes, Bek Indonesia yang Jadi Incaran di Musim Panas 2026