Ekonomi Digital ASEAN Diproyeksikan Tembus USD 2 Triliun, Airlangga Soroti Peran Krusial AI

- Senin, 01 Desember 2025 | 19:15 WIB
Ekonomi Digital ASEAN Diproyeksikan Tembus USD 2 Triliun, Airlangga Soroti Peran Krusial AI

Inovasi seperti QRIS juga patut dicatat. Sistem pembayaran ini dinilai berhasil mendorong inklusi keuangan. Transaksinya melonjak 148 persen year-on-year, dan kini sudah melayani puluhan juta merchant serta pengguna.

Nah, bicara masa depan, Airlangga menyoroti peran krusial Artificial Intelligence (AI). Ia meyakini AI adalah kunci untuk membangun ekonomi dan keuangan digital yang lebih tangguh. Namun, fondasinya harus kuat dulu. Airlangga merumuskannya dalam empat pilar atau 4C: Connectivity, Computing capacity, Context, dan Competence.

Upaya konkretnya sudah berjalan. Misalnya, memperluas jaringan serat optik untuk konektivitas, memberi insentif buat pusat data dalam negeri, mengembangkan AI yang relevan dengan konteks lokal, dan tentu saja, berusaha menutup kesenjangan talenta digital.

Hasilnya? Ternyata cukup menggembirakan. Pertumbuhan pendapatan dari aplikasi berbasis AI terlihat kuat. Investasi swasta di sektor ini pun mengalir deras, mencapai USD 91 juta dalam periode akhir 2024 hingga pertengahan 2025. Yang menarik, publik Indonesia termasuk optimis. Survei menunjukkan 56 persen pekerja yakin AI justru akan meningkatkan produktivitas mereka. Optimisme ini menempatkan Indonesia di posisi keempat sebagai pasar AI potensial terbesar se-Asia.

“Selain itu, sektor keuangan juga harus berinovasi. Aplikasi AI skala kecil dapat memperluas akses ke perbankan digital, keuangan mikro, dan perangkat pendukung pembuatan keputusan UKM,” tegas Airlangga.

Terakhir, Airlangga menegaskan komitmen Indonesia pada kerja sama internasional, termasuk melalui keanggotaannya di OECD. Sebagian besar regulasi nasional, klaimnya, sudah selaras dengan standar organisasi tersebut.


Halaman:

Komentar