Misteri Penerbangan Gelap: Pengungsi Gaza Diculik ke Afrika oleh Sindikat Israel

- Rabu, 19 November 2025 | 08:15 WIB
Misteri Penerbangan Gelap: Pengungsi Gaza Diculik ke Afrika oleh Sindikat Israel

Setelah 4,5 jam perjalanan darat, para pengungsi naik pesawat menuju Nairobi, Kenya, kemudian transit dengan tiket baru sebelum melanjutkan penerbangan ke Afrika Selatan.

Kelompok Bashir akhirnya memasuki Afrika Selatan tanpa masalah dan menerima informasi hotel melalui WhatsApp. Mereka menginap selama sepekan sebelum mendapat bantuan dari organisasi amal Gift of the Givers.

Namun, nasib berbeda dialami putri Bashir yang menyusul dengan penerbangan berikutnya dengan biaya 2.000 dolar AS. Saat pesawat mendarat, polisi Afrika Selatan langsung naik dan menginterogasi semua penumpang selama 15 jam dengan rencana memulangkan mereka ke Kenya.

Pihak berwenang Afrika Selatan menduga penerbangan itu merupakan bagian dari skema pengusiran warga Palestina dari tanah mereka. Presiden Cyril Ramaphosa pun memerintahkan penyelidikan terhadap pihak yang bertanggung jawab, meski akhirnya memberikan pembebasan visa 90 hari kepada 153 warga Palestina tersebut.

Investigasi harian Israel, Haaretz, mengungkap fakta mengejutkan tentang Al Majd Eropa. Organisasi yang mengklaim berdiri di Jerman tahun 2010 dan berkantor di Yerusalem Timur ini ternyata terdaftar di Estonia dan dioperasikan melalui perusahaan konsultan palsu.

Organisasi ini dijalankan oleh Tomer Janar Lind, pemegang kewarganegaraan ganda Israel-Estonia, yang diduga bekerja sama dengan unit militer Israel Cogat untuk memindahkan paksa warga Palestina dari Gaza.

Bashir menegaskan, perjalanan rahasianya dari Gaza murni untuk bertahan hidup. "Kami tidak menandatangani surat apa pun, atau surat 'tidak boleh kembali'. Jika seseorang menelepon dan bertanya 'Apakah Anda ingin keluar?' Saya akan jawab iya. Orang-orang di Gaza ingin keluar dari penderitaan, genosida, dan neraka," katanya.

Dia menggambarkan kondisi Gaza yang mengenaskan: "Tentara Israel telah mengubah seluruh Jalur Gaza menjadi puing-puing. Rafah telah disapu bersih sepenuhnya. Tidak ada satu rumah pun yang tersisa. Semuanya hancur di Khan Younis, Rafah, dan Gaza."


Halaman:

Komentar